DURI (Riaulantang)- Pemotongan honor guru TK yang katanya “disukarelakan” sebesar Rp 100 ribu, di Mandau, ternyata dikelola pengurus Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTK) Kecamatan Mandau. Hal itu diungkapkan salah seorang guru yang enggan disebut identitasnya.
“Honor yang kami terima ini dibayarkan melalui IGTK. Pas terima sudah dipotong Rp 100 ribu,” jelasnya kepada Riaulantang.com, Minggu (13/08/17)
Terkait pemotongan ini, Ketua IGTK Mandau, Duriati, pada Riaulantang.com, ketika dikonfirmasi, terpisah berkilah bahwa itu bukan pemotongan tapi sumbangan sukarela.
“Untuk memudahkan Dinas, kita membantu membagikan di Mandau. Karena data guru dan siapa saja yang sudah bisa menerima kita sudah mengetahuinya, “ujarnya.
Dikatakannya pemotongan insentif guru honor TK atau bahasa yang beredar sukarela, itu semua sumbangan sifatnya sukarela tidak ada paksaan.
“Dari awal sudah diiingatkan, karena kami tidak mau nanti masuk ke media massa. Dan para guru tersebut tidak ada paksaan, sukarela saja. Silahkan yang mau ngasih atau tidak. Bahkan ada juga yang mengasih lebih pada saat pembagian,”terang nya lagi.
Dikatakannya, pihak IGTK dengan Disdik Bengkalis hanya bekerja sama, untuk mempermudah proses pembagian. “Kita hanya kerja sama, pihak IGTK tidak ada meminta dan mengambil untuk kas IGTK,” terang nya lagi.
Saat dikonfirmasi mengenai jumlah penerima insentif guru honor di Mandau, lebih dari 300 penerima, pihaknya membantah bahwa jumlah penerima tidak ada segitu. Saat ditanyakan perihal uang Rp 100 ribu kemana disalurkan, karena jika ditotal jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah, Duriati mengaku sinyal tidak bagus, karena lagi diperjalanan.
Namun, saat ditelusuri riaulantang.com, mengenai potongan ini, sejumlah guru menceritakan proses pemotongan.
“Kalau namanya sumbangan kan seharusnya diserahkan dulu ke kita selaku penerima. Baru kita beri dan bantu uang transport yang ngurus ini. Namun ini beda, seharusnya kan dapat Rp 1.925.000, namun pada saat diserahkan uang yang kita terima sudah gak segitu, hanya dapat Rp 1.825.000, berarti kan dipotong dulu baru diserahkan, apa ini yg namanya sukarela, “beber guru ini.
Yang menjadi pertanyaan, kemana uang Potongan Rp 100 ribu yang jika dikalikan jumlah penerima ratusan orang itu mencapai puluhan juta. Sementara pihak IGTK memastikan tidak ada menerima dan mengambil untuk kas. Harus dituntaskan agar tak jadi preseden buruk di dunia pendidikan. (Bambang)
Discussion about this post