DURI (Riaulantang)- Riziek Altafih pasien kurang gizi yang kini terbaring di ruang inap III F RSUD Mandau menyita perhatian sejumlah pihak. Setelah dikunjungi anggota DPRD Bengkalis, dr Fidel dan rombongan RS Permata Hati, Senin (21/01/19) kemaren, kondisi karena berat badannya yang turun dratis. Kini balita umur 2 tahun yang memiliki berat badan 5,4 kg juga mendapat perhatian serius pihak terkait lain.
Lurah Pematang Pudu, Fitriani Ekaputri yang mendapat kabar ada warganya dirawat karena kurang gizi di RSUD Mandau kepada Riaulantang.com mengaku langsung mendatangi anak pasangan Ismail dan Susi Ekaputri itu. Ternyata benar anak pasangan suami istri yang tinggal di Jalan Jati Kelurahan Pematang Pudu itu mengalami penurunan berat yang dratis. Tapi bukan karena faktor kemiskinan.
“Begitu mendengar dari ketua RT ada warga yang kurang gizi, saya langsung ke RSUD. Berbicara dengan kedua orang tuanya. Ternyata kasusnya bukan masalah faktor ekonomi tapi karena ada yang salah ditubuhnya,” sebut Fitri.
Kendati demikian, ungkapnya, pihaknya memberi perhatian serius terhadap kondisi di balita lantaran kondisinya yang butuh perhatian serius.
Terkait pasien kurang gizi di RSUD ini, Direktur RSUD Mandau, dr Ersan Saputra melalui Kepala Seksi Humas dan Pemasaran, dr Rangga Mooendanoe ketika dikonfirmasi Riaulantang.com, Selasa (22/01/19) membenarkan adanya pasien kurang gizi ini.
“Memang berat badannya sangat kurang tapi itu tak berhubungan dengan faktor ekonomi. Ini karena adan ganggguan metabolisme di tubuhnya. Seberapa banyak pun gizi yang dimasukan tak mampu di cerna tubuhnya karena gangguan metabolisme ini,” jelas Rangga.
Disebut Rangga, kedua orang tua pasien mengaku masih sanggup menafkahi putranya. Malah dia masih diberi susu. Namun karena ada gangguan metabolisme itu, gizi tersebut tak bisa diserap tubuhnya.
“Kasusnya kita tangani dengan serius,” ungkap Rangga lagi.
Terkait biaya pengobatan yang dikeluhkan orang tua pasien lantaran mereka tak bisa mengunakan jaminan kesehatan BPJS, Rangga memastikan bahwa pasien ini akan tetap di rawat intensif dan masalah biaya akan dicarikan solusinya.
“Untuk biaya pengobatan kita sudah koordinasi dengan dinas kesehatan. Tapi kalau seandainya tak ada anggaran di dinas kesehatan, kita RSUD yang akan tangani. Yang jelas mereka tak perlu khawatir mengenai biaya ini lagi,” ujar Rangga. (susi)