DURI (Riaulantang)- Aksi penolakan terhadap peresmian Yayasan Raja Tawar Mula Jadi yang berbau adat lain terus mengelora dihati warga Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Warga yang sejak Sabtu pagi (03/03/18) berkumpul di gedung LAMR Mandau makin lama makin banyak. Tidak hanya dari Mandau, ratusan warga dari Kabupaten Rohul, Rohil, Siak, Dumai dan Pekanbaru juga bergabung ke Duri menyatakan penolakan.
Petuah Datuak LAMR terkait peresmian Yayasan yang dinilai melecehkan adat melayu itu terus mengelora membangkitkan semangat warga LAMR. Namun akhirnya mereka memilih konvoi mendatangi lokasi peresmian di Jalan Rangau Km 7 Kulim.
Sesampai di lokasi, ternyata pihak Yayasan sudah siap dengan peresmiannya. Kendati puluhan aparat kepolisian dari Polres Dumai, Rohil dan Bengkalis berjaga, tapi ternyata aktifitas di rumah pribadi yang dilokasikan lokasi peresmian tetap berlangsung. Bunyi-bunyian khas acara adat terdengar dari rumah yang berada di ketinggian itu, sementara umbul-umbul berjejer di sepanjang jalan masuk menuju rumah itu. Hebatnya lagi gerbang masuk di pinggir Jalan Rangau juga sudah berdiri lengkap dengan tulisan masuk peresmian Yayayasan itu.
Melihat situasi kalau yayasan itu tak mengindahkan penolakan tersebut, ribuan warga LAMR yang datang terbakar emosi. Warga merengsek masuk kelokasi acara yang sudah di barikade pihak kepolisian. Suasana menjadi tegang di situasi panan yang sangat terik.
Dorong-dorongan antara masa dengan pihak kepolisian berlangsung. Datuk LAMR dan koordinasi lapangan turun menenangkan emosi warga. Akhirnya setelah negosiasi dengan aparat kepolisian, sejumlah tetua LAMR diajak masuk ke lokasi acara untuk berunding dengan pemilik acara.
Ditengah perjalanan menuju lokasi acara yang berjarak sekitar 1 km dari Jalan Rangau, rombongan negosiasi Tetua LAMR yang dipimpin Kapolres Bengkalis itu di teriaki 2 pengendara yang mengunakan motor.”Jangan masuk, acara sedang berlangsung,”ujarnya arogan. Namun rombongan terus bergerak di tengah terik matahari itu.
Kapolres Bengkalis dan Tokoh LAMR terhalang Portal
Sampai di portal masuk rumah pribadi yang mengunakan simbol rumah adat itu, rombongan Kapolres dan tetua LAMR di hadang puluhan pemuda yang mengatasnamakan panitia acara. Mereka tak memperbolehkan Kapolres dan rombongan masuk karena acara adat tengah berlangsung. Kapolres dengan sejumlah personil kepolisian akhirnya menerobos portal sementara tetua LAMR termasuk Buya Hamka, H Arwan Mahidin Rani, Ketua LAMR Dumai dan Ketua LMB Dumai tertahan di portal besi itu.
Kegeraman terlihat jelas di wajah tetua LAMR dan tokoh Melayu itu. Mereka yang sudah membuka hati untuk negosiasi, nyatanya tak diperbolehkan masuk. Mereka harus menunggu diterik matahari sementara bunyi-bunyian musik adat terus berlangsung.
Ada sekitar 10 menit Kapolres dan sejumlah personil kepolisian menemui pemilik Yayasan. Setelah itu suara musik terhenti dan kapolres turun dari ketinggian rumah itu.
Di antara portal tokoh LAMR dan pemuda yang menjaga portam, Kapolres menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengadakan negosiasi dengan pihak yayasan. Disepakati, pihak panitia atau satpolPP yang membuka umbul-umbul. Akhirnya tim negosiasi kembali ke kerumuman massa yang terus dijaga ketat aparat kepolisian.
Massa LAMR dan Pemilik Acara Nyaris Bentrok
Sorak-sorakan masa yang terus mengelora mewarnai aksi pembongkaran umbul-umbul acara, ternyata ini mendapat perlawanan dari massa pemilik acara. Ditengah emosi warga yang sudah mulai reda karena kehadiran dan jaminan kapolres yang menghentikan acara, massa pemilik acara turun dari ketinggian. Melihat hal ini kondisi massa LAMR tersulut
Mereka bergerak maju.
Aparat kepolisian bergerak cepat. Kedua kosentrasi massa di tenangkan. Kapolres harus lari berbalik arah ke massa yang turun dari atas. Suasana pun menjadi tegang. Sejumlah massa mulai mempersiapkan kayu dan lainnya.
Tak lama, kapolres kembali turun menemui massa LAM, setelah menenangkan massa pemilik acara. Suasana terus memanas. Akhirnya kapolrea turun memberi jaminan
“Saya berjanji. Tidak akan ada aktivitas lagi pada acara itu. Jika tetap dilanggar, saya taruhannya. Saya minta massa bubar,”himbau Kapolres Bengkalis sembari dilapis beberapa pleton Shabara dari tiga Kabupaten dan Kota.
Himbauan Kapolres ini di perkuat Ketua LAMR Mandau , Dzulfikar Indra. Dzulfikar meminta massa kembali ke gedung LAMR dan mempercayakan penyelesaikan persoalan itu ke pihak kepolisian.
Akhirnya setelah mendapatkan kepastian acara akan dibubarkannya ribuan masa gabungan LAMR mundur teratur dan kembali ke gedung LAMR. Hingga berita ini diturunkan, massa masih berkonsentrasi penuh digedung LAMR Kecamatan Mandau di Simpang Pokok Jengkol sembari menunggu realisasi dari pihak Kepolisian yang menjamin acara tersebut tidak berlanjut.(susi)
Discussion about this post