DURI (Riaulantang) – Menindaklanjuti keluhan dan keresahan warga terkait dugaan pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) RSUD Mandau di Jalan Stadion Duri, Komisi IV DPRD Bengkalis, Selasa (02/04/2019) melakukan monitoring ke RSUD milik pemerintah itu.
Monitoring kali ini merupakan lanjutan monitoring yang dilakukan Senin (04/12/2018) lalu.
Dipimpin Wakil Ketua Komisi IV Nanang Haryanto, monitoring diikuti sejumlah anggota komisi IV, diantaranya Syaiful Ardi, Thamrin Mali, Fransisca, Abi Bahrun dan dr. H. Fidel Fuadi.
Dalam monitoring ini rombongan DPRD diterima pihak RSUD Mandau dengan mengelar pertemuan di salah satu ruangan RSUD Mandau. Sejumlah perwakilan warga sekitar juga hadir untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Menurut warga mereka tidak terima dan mempertanyakan limbah RSUD yang disalurkan ke areal lingkungannya. Mereka khawatir limbah akan mencemari lingkungan hingga minta DPRD mencarikan solusi terhadap persoalan yang mereka hadapi.
“Kami sangat berharap DPRD bisa memfasilitasi keluhan kami agar limbah RSUD ini tak mencemari pemukiman kami. Kemana lagi kami mengadu kalau tidak ke bapak/ibu anggota DPRD kami ini,” ujar perwakilan warga.
Terkait keluhan tersebut Nanang Haryanto mengatakan DPRD sangat respon dengan keluhan warga. Makanya monitoring dilakukan untuk sama-sama mencari solusi terhadap persoalan yang dihadapi warga tersebut.
“Kita secara bersama-sama harus mencari solusi tentang bagaimana menangani masalah limbah tersebut. Jangan sampai mencemari lingkungan masyarakat. Dan kita harus saling menjaga antara RSUD dengan masyarakat dan masyarakat dengan RSUD,” ungkap Nanang.
Dikatakannya persoalan limbah ini harus ditangani secara serius karena dalam beberapa tahun belakangan daerah RSUD berkembang pesat. Dulu tak terlalu banyak daerah pemukiman, namun kini kawasan pemukiman di belakang RSUD itu makin padat.
“Ini harus di bicarakan serius karena sekarang disekitar RSUD kawasan pemukimannya sudah sangat padat. RSUD harus mengkaji ulang tentang penanganan masalah limbahnya ini,” tegas Nanang lagi.
Senada dengan Nanang, Abi Bahrun menyampaikan persoalan limbah itu harus sama-sama di carikan solusinya agar masyarakat yang berada di sekitar RSUD itu tak merasa ada yang dirugikan.
“Kita harap persoalan ini segera di carikan solusinya agar warga yang berada di sekitar ini tak dirugikan dengan persoalan limbah ini,” harapnya.
Abi juga menyampaikan masalah peningkatan layanan RSUD. Menurutnya ini perlu juga bahas agar RSUD terus memberikan layanan terbaiknya bagi masyarakat.
“Kita semua saling membutuhkan satu sama yang lain. Kami harap meminta kepada pihak RSUD Mandau untuk melayani masyarakat secara maksimal”,ujarnya.
Tak jauh beda, anggota DPRD dr Fidel Fuadi Datuk Majo Basa juga menyebut bahwa penanganan limbah rumah tidak sama dengan limbah industri. Untuk itu pihaknya meminta pihak RSUD betul-betul menangani masalah limbahnya ini agar tak merugikan masyarakat setempat.
“Kita harap RSUD serius memperhatukan masalah limbah ini. Kalau ada kerusakan di saluran pembuangannya harus memperbaiki. Kalau ada pipa limbah yang bocor yang mengalir ke lingkungan masyarakat segera perbaiki agar masyarakat tidak terganggu”,ungkap Fidel Fuadi.
Fidel pun meminta keserius penanganan limbah ini mutlak dilakukan agar kedepan tidak ada lagi keluhan-keluhan dari masyarakat maupun warga sekitar rumah sakit.
“Jika ada persoalan bicarakan bersama. Komisi IV siap membantu dan dianggarkan di APBDP,” jelasnya.
Sementara itu Direktur RSUD tak hadir dalam monitoring tersebut. Direktur hanya diwakili Kabid Pelayanan RSUD Dona Sari. Disebutkannya bahwa air yang dialirkan ke masyarakat itu adalah air yang sudah melalui proses penyaringan limbah. Kendati demikian pihaknya menerima masukan dan saran dari DPRD Bengkalis untuk mengkaji ulang masalah limbah itu agar tak ada lagi keluhan dari masyarakat sekitar.
“Kami ucapkan terimakasih atas kunjungan DPRD Bengkalis yang sudah memberi sumbangsih saran dan kritikan terhadap penanganan limbah RSUD. Mudah-mudahan pertemuan hari ini membawa manfaat bagi kita semua,” ujarnya. (advertorial)