DURI (Riaulantang)- Keberadaan satwa liar Gajah di Negeri Petro Dolar Duri mendapat perhatian sejumlah pihak, tak terkecuali Riaulantang.com. Mendapat dukungan dari pemerhati lingkungan RSF Duri dan Hipam, Riaulantang mendapat kesempatan memantau pergerakan hewan langka itu di daerah Balai Raja, Kecamatan Pinggir Senin sore (21/07/19).
Perjalanan ke pos pemantau kawanan gajah ini cukup mengasyikkan. Perjalanan dari Duri menuju lokasi pantauan ini ditempuh sekitar 30 menit perjalanan.
Begitu tiba di lokasi, ternyata kawasannya masuk dalam Kawasan Suaka Marga (SM), namun tidak seperti kondisi SM umumnya. Lantaran hutannya sudah luluh lantak.
Lokasi jalan bergelombang dengan track yang tidak rata. Sampai di pos pengamatan (pohon-red) ternyata sudah tiga anggota Hipam yang tengah melakukan pemantauan di atas pohon juga. Mereka mengamati gerak-gerik kawanan Gajah dari kejauhan.
Para pemerhati lingkungan ini telah menunggu kawanan gajah sejak pagi hari. Mereka mengamati dan mencari titik koordinat keberadaan si tambun ini. Jika kawanan ini masuk kawasan pemukiman, mereka segera dapat mendeteksinya.
“Kami di atas pohon ini sudah dari pagi. Tepat didepan kita ada tiga ekor Gajah tengah berdiam,”jelas anggota Hipam di lokasi pemantauan.
Tiga ekor Gajah yang terdeteksi berdiam di rawa ini, masing-masing punya nama, ungkap anggota Hipam. Ada yang bernama Seruni, Rimba dan Dita.
Dita diketahui dalam kondisi sakit dan pernah mendapatkan perawatan pihak terkait.
Tak butuh lama menunggu kawanan ini keluar dari rerimbunan semak belukar.
Dua ekor Gajah perlahan keluar. Satu Betina besar yang bernama Seruni dan satu Gajah berukuran kecil di panggil Rimba. Namun Dita tidak kunjung keluar dari tempatnya berteduh.
Seruni dan Rimba terlihat bergerak dan melahap sesuatu. Tidak sampai 30 menit, dua Gajah ini kembali masuk ketempat semula.
Tidak berselang lama dari kejauhan terdengar teriakan dari Pos pemantau di tempat berbeda. Mereka mengabarkan ada satu Gajah yang keluar dari Hutan Talang dan mengarah ke arah pos pemantau tempat kami berkumpul.
Semula tim pemantau sudah turun dari pohon, namun kembali naik pohon untuk melihat posisi Gajah itu. Dari Pantauan tim ini diketahui Gajah yang keluar dari hutan Talang dipanggil Getar.
Mendengar nama panggilan Gajah ini cukup unik, Direktur Rimba Satwa Foundation (RSF) Husni, menceritakan bagaimana si Getar ini bisa mendapat nama tersebut.
“Waktu itu ada tamu dari Sulawesi dan tidak pernah melihat Gajah liar. Tamu ini ingin sekali melihat. Setelah melakukan pemantauan dan memanjat pohon, Gajah ini lewat. Ternyata ada yang bergetar-getar. Saat dilihat ke tamu rupanya dia yang bergetar melihat Gajah liar ada di bawahnya. Semenjak saat itu Gajah yang melintas itu di beri nama Getar,”ungkapnya menjelaskan bagaimana Gajah-gajah ini di beri nama.
Tidak lama melakukan aktivitasnya di luar, Getar, kembali masuk ke hutan Talang. Kembali lagi keajaiban terjadi, Seruni dan Rimba keluar dari tempat dia berdiam dan kembali memantau situasi disekitar.
Hal ini diikuti Dita yang dari awal baru menampakkan tubuh Eksotisnya. Namun dapat dilihat dengan kasat mata kalau Dita berjalan pincang dan berjalan perlahan-lahan.
Dua Gajah besar dan Satu Gajah kecil tepat didepan tim pemantau saat itu. Suasana yang berbeda dirasakan melihat tiga ekor Gajah ini seolah tengah bermain dan tidak mengancam tim pemantau yang hanya berjarak sekitar 40 meter. Decak kagum dan ulasan mengenai Gajah menjadi pembicaraan tim sore itu.
Ditengah asyiknya berdiskusi dan memantau Dita, Seruni dan Rimba, rombongan dikejutkan dengan munculnya Getar tepat dibelakang rombongan dan itu hanya berjarak 20an meter saja. Satu hal yang tidak habis pikir, hewan setambun itu bisa hadir tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ditambah keajaiban lagi Gajah ini tidak langsung menyerang dan hanya melihat saja rombongan pemerhati Lingkungan dan Satwa.
Mengetahui akan keberadaan Getar tim hanya diam dan tidak melakukan hal lain. Mengingat tidak jauh dari lokasi tim melakukan pemantauan ada sejumlah masyarakat yang tengah bertanam Ubi. Dikhawatirkan Getar mengarah warga, pihak Hipam melakukan tindakan untuk menghalau Getar dan kembali ke Hutan Talang. Perlahan tapi pasti Getar meninggalkan lokasi.
“Kalau Getar punya insting membunuh sudah pasti dikejar kita. Tapi ini lagi-lagi pertolongan dari yang maha kuasa Allah SWT. Syukur alhamdulillah semua aman dan warga juga tidak diganggu,”ujar Rendi.
Waktu sudah menunjukkan akan masuk waktu solat Maghrib, rombongan mulai meninggalkan lokasi pemantauan. Ketika diperjalanan melewati warga yang tadi menanam Ubi, secara sadar mengucapkan terima kasih pada rombongan.
“Terima kasih bang, Gajah tadi sudah kembali ke Hutan. Salut kami semoga semua aman-aman semuanya,”ujar warga.
Mendapat apresiasi dari warga, anggota Hipam dan RSF mendapat Vitamin penyemangat untuk melakukan pemantauan Gajah Liar yang dilindungi. Perlu perhatian serius bagi semua pihak terkait permasalahan Gajah dan kawasannya. Beruntung di Duri ada Gajah, jangan dianggap Hama pengganggu.(bambang