DURI (Riaulantang.com) – Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tidak menggembirakan. Begitu juga pertumbuhan investasi di berbagai sektor. Juga menurun.
Hal itu dikatakan tokoh muda yang juga Ketua Masyarakat Pancasila Indonesia (MPI) Riau, MC Kendro kepada Riaulantang.com, Senin (18/11/2019).
“Pertumbuhan ekonomi dan investasi yang menurun tersebut tentu saja berdampak buruk terhadap rakyat banyak. Terutama golongan menengah ke bawah,” ujarnya.
Menurut dia, di banyak tempat, perekonomian rakyat saat ini semakin terpuruk. Lapangan pekerjaan semakin susah. Angka pengangguran pun meningkat. Ujung-ujungnya, angka kemiskinan semakin bertambah. Hal seperti itu terlihat nyata, khususnya di Kota Duri, umumnya di Provinsi Riau dan Indonesia.
“Kondisi ekonomi yang tidak bagus ini, menurut saya, harus menjadi musuh bersama dan mesti dilawan. Untuk melawannya, pemerintah dan rakyat harus bahu-membahu melancarkan sebuah gerakan terstruktur, sistematis, dan massif alias TSM di segala sektor,” tambahnya.
Sumber daya alam Indonesia yang kaya raya bila dibandingkan dengan banyak negara lain, menurut MC Kendro, hingga kini ternyata tak kunjung bisa memakmurkan rakyat.
“Kenapa kita belum juga makmur di tengah SDA berlimpah? Menurut saya penyebabnya adalah karena bangsa kita belum produktif. Barang dan jasa yang diproduksi bangsa kita masih jauh tertinggal dibanding bangsa lain. Akibatnya, neraca perdagangan kita lemah. Jangankan untuk mengekspor, untuk mencukupi kebutuhan sendiri pun masih sering keteteran,” katanya.
Untuk memaksimalkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah ini, lanjut dia, pemerintah dan rakyat harus mampu merevolusi diri dalam segala sektor kehidupan.
“Produksi barang dan jasa harus digenjot. Terutama untuk kebutuhan dalam negeri sendiri agar kita tak terlalu tergantung pada impor dari negara lain. Kedaulatan pangan dan energi harus dipacu. Untuk itu diperlukan gerakan TSM yang bersifat revolusif,” ucapnya.
MC Kendro juga menyebut Jalur Gaza, Palestina sebagai motivasi bagi Indonesia. Meski diblokade Israel, ternyata negeri di padang gurun itu mampu menggenjot pertaniannya hingga bisa menjadi eksportir sayur terbaik.
“Bagaimana dengan kita yang punya lahan subur tapi masih banyak mengimpor bahan pangan,” pungkasnya. (syukri)