DURI (Riaulantang)- Hari Permana (15) korban laka maut di Jalan Stadion Simpang Gang Karet, Kamis malam (10/01/19) sekira pukul 21.15 WIB kemaren ternyata adalah siswa di SMAN 9 Mandau. Korban yang meninggal di RSUD Mandau sesaat setelah laka maut itu tercatat sebagai siswa di kelas X IPS 1. Duka mendalam dirasakan segenap keluarga besar SMAN 9 Mandau.
Kamis pagi (11/01/19) sekira pukul 09.00 WIB belasan majelis guru dan seratusan siswa menyampaikan belasungkawa ke rumah duka yang hanya berjarak puluhan meter dari sekolah. Isak tangis tak tertahankan saat guru dan rekannya melihat jasad korban yang terbujur kaku di ruang keluarga.
Ibu Harri terlihat tabah menjalani duka kehilangan putra bungsunya. Didampingi dua kakak perempuan korban, Ibunya meminta agar guru dan siswa memaafkan semua kesalahan Harri. Tangis guru dan rekan-rekan Harri pun tak terbendung saat tausiah singkat dan pembacaan doa untuk almarhum.
Ade, wali kelas Harri yang memberikan sepatah kata singkat juga tak kuasa menahan tangis. Dia masih ingat ketika Kamis siang korban di sekolah dan dipanggil untuk mengetahui perkembangan nilainya.
“Baru kemaren siang saya berjumpa dan memanggilnya menanyakan nilai. Sore pun masih berjumpa. Namun hari ini dia dihadap sang Khalidnya,” tangis Andre.
Senada Lili teman sebangku korban juga tak kuasa menahan derai air mata. Siswa berjilbab yang datang dengan rekan satu lokalnya masih ingat kebaikan dan kesantunan korban dalam bergaul.
“Dia (korban-red) kawan sebangku saya. Dia kawan baik saya,” ujar Lili sesunggukan.
Sementara itu, Ibu korban yang terlihat tabah menerima cobaan ini hanya mampu mengenang saat terindah dengan putra kesayangannya. Dengan air mata berlinang, ibunya bercerita bahwa korban anak baik yang tak pernah sekali pun membantah ucapannya.
“Dari kecil sampai sekarang dia tidak pernah melawan. Dia tak banyak kehendak. Kalau ditanya dia bilang terserah mama saja,” ujar Id ibunda Harri.
Ibu Id pun menyebut, keinginan putranya yang ingin punya HP baru. Uang untuk HP baru itu sudah di berikan tapi disimpan korban karena belum ada HP yang disukai. Sampai ajal menjemput uang untuk beli HP itu pun masih tersimpan didompet.
“Setelah makan dan mengurut kepala ayahnya yang sakit. Dia pamit keluar sebentar. Saya kira dia mau beli HP. Tapi ternyata beli paket dengan kawannya. Tahunya kejadiannya seperti ini,” kenangnya.
Sementara itu, Maulana rekan korban yang berbonceng saat kejadian terlihat sangat shock kehilangan sahabatnya. Didampingi ibunya, Maulana mencium kening jenazah sahabatnya. setelah itu tangisnya pun pecah tak kuasa menahan duka.
Sementara itu ratusan pelayat dari pagi hingga siang ini terus mendatangi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa. Rencananya jenazah korban akan disemayaman di persemayaman terakhir TPU Stadion usai sholat Jumat ini. (susi)