BENGKALIS (Riaulantang)- Senyumnya sumringah. Perempuan berdaster pink dengan motif corak itu menyambut kedatangan kami di rumah dinasnya yang mewah.
Melepaskan penat setelah seharian beraktifitas menjalankan tugas selaku kepala daerah, Bupati perempuan pertama di Riau ini enjoy dengan kostum “daster” khas emak-emaknya. Sebagian kawan-kawan yang belum mengenal sosoknya, terkejut dengan penampilan daster ala Bupati Kasmarni ini. Mereka saling pandang, melihat Bupati yang santai dengan kostum daster plus jilbab sorong dengan sandal jepit warna putihnya.
“Ayo kita diskusi. Ibu lagi santai, tadi habis vaksin ke 2,” ujar Kasmarni memulai obralan ringan dengan sejumlah pengurus PWI Bengkalis yang menjadi tamu di rumah dinasnya.
Pembicaran pun mengalir, perempuan bersahaja ini mengungkapkan tekad dan keinginan luhurnya yang ingin masyarakat negeri junjungan Bengkalis merasakan manfaat pembangunan di era kepemimpinannya. Tak ada proyek muluk-muluk yang akan dibangunnya. Dia hanya ingin jalan-jalan poros di seluruh ceruk kabupaten Bengkalis dibenahi hingga roda perekonomian masyarakat terus bergerak maju.
“Saya ingin seluruh jalan poros di Bengkalis bagus. Tak pandang, apa saya dulu menang atau kalah di jalan poros itu. Yang penting jalan poros itu diselesaikan hingga masyarakat bisa merasakan manfaatnya,” jelas Bupati Kasmarni.
Banyak hal-hal sederhana yang menjadi perhatian Bupati perempuan ini. Tekadnya hanya satu masyarakat bisa mendapatkan layanan maksimal dari pemerintah daerahnya.
“Saya ingin masyarakat mendapatkan layanan prima dari kami. Makanya kami kelilling mendengar langsung aspirasi masyarakat. Tiga hari full beraktifitas di Bengkalis ini (pulau), 3 harinya lagi di Duri (daratan),” ujarnya.
Tak hanya masalah pembangunan, perempuan berdaster ini juga tak segan meminta masukan dan saran agar roda pemerintahannya bisa berjalan.
“Sampaikan masukkan ke kami. Inshaallah kami siap benahi demi kesejahteraan dan perbaikan pelayanan di negeri ini,” harapnya.
Diujung diskusi ringan itu, Bupati berdaster itu menyampaikan keinginan agar rekan media bisa menjadi penyambung informasi ke masyarakat hingga tak ada lagi distorsi informasi.
“Rekan-rekan media adalah kawan dan sahabat saya. Tanpa media saya tak akan dikenal seperti sekarang ini,” kelakarnya.
Diskusi ringan itu pun membawa kesan tersendiri bagi kami, tamu Kasmarni malam itu. Yang tak tahu bagaimana sosok Kasmarni langsung berkomentar, mengungkapkan kesederhanaan dan kebersahajaan sosok bupati dari kaum ibu itu.
“Bupati berdaster yang luar biasa. Tak memberi jarak dan batasan. Bercerita apa adanya. Menganggap kita ini anak dan sahabatnya,” ujar seorang rekan kami. (susi)