Pekanbaru (Riaulantang) – Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau menyatakan ada penambahan delapan pasien baru positif COVID-19, yang mayoritas berasal dari klaster Bank BRI di Pekanbaru.
“Total delapan pasien yang kamiumumkan sekarang, tujuh berasal dari Bank BRI,” kata Juru Bicara COVID-19 Riau dr Indra Yovi Sp.P(K) dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Jumat (19/06/2020).
Ia mengatakan kemunculan klaster baru yang berlokasi di kantor Bank BRI Cabang Sukaramai, Pekanbaru, tersebut menandakan Riau kini memasuki gelombang kedua COVID-19. “Masalah ini belum selesai, ini baru permulaan gelombang kedua,” ujarnya.
Indra Yovi menjelaskan, tujuh kasus baru dari klaster BRI terdiri dari pegawai bank plat merah tersebut. Tiga di antaranya merupakan warga Kabupaten Kampar, yakni berinisial IB (30), RA (38), CG (38).
“Pasien berdomisili di Kabupaten Kampar, yang bekerja di BRI Cabang Sukaramai Pekanbaru. Ketiganya kini sudah diisolasi dan dirawat di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru,” katanya.
Kemudian empat pasien baru lainnya dari klaster BRI adalah warga Pekanbaru. Mereka berinisial H (54), RD (30), NI (40), dan NS (30). Keempatnya juga sudah dirawat di RSUD Arifin Achmad.
Sedangkan, satu pasien baru berinisial WA (47) adalah warga Pekanbaru namun bukan dari klaster BRI. “Belum diketahui riwayat penularan dari WA karena tidak memiliki riwayat perjalanan dan kontak erat dengan pasien positif COVID-19,” katanya.
Dengan begitu, lanjutnya, total akumulasi kasus positif COVID-19 Riau kini bertambah jadi 142 kasus. Rinciannya 20 pasien masih dirawat, 114 sehat dan sudah dipulangkan, dan delapan orang meninggal dunia.
Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 menyatakan klaster baru dari penularan di kantor bank BUMN tersebut totalnya sudah ada 11 pasien positif COVID-19. Namun, pasien pertama yang terkonfirmasi positif kini dirawat di rumah sakit di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT menyatakan gugus tugas melakukan strategi penelusuran kontak pasien (tracing contact) dengan bekerja sama dengan pimpinan bank dan para semua karyawan BRI.
Ia meminta pihak bank untuk transparan dalam penanganan kasus klaster baru ini, terutama untuk menjangkau nasabah-nasabah yang kemungkinan melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19. Selain itu, masyarakat terutama nasabah yang melakukan kegiatan di kantor tersebut dalam masa 14 hari terakhir diharapkan untuk memeriksakan diri.
“Kita imbau kesadaran sendiri untuk tes diri, rapid test, bisa ke pemerintah kota maupun mandiri ke swasta yang berbayar. Kita minta kepada semua lapisan masyarakat untuk selalu jujur. Kalau ada indikasi, dan harus isolasi diri, harus jujur karena ini bukan untuk orang lain. Selamat dirinya, selamat keluarganya, dan juga orang lain,” katanya.
“Tapi kalau dia ‘gak jujur, yang jadi korban bukan hanya dia, tapi juga keluarganya, teman-temannya dan jug masyarakat sekitar,” tambah Firdaus.
Ia menjelaskan klaster baru ini terungkap setelah seorang pegawai BRI di kantor cabang tersebut yang tidak jujur. Menurut dia, pegawai tersebut merupakan warga Kota Batam, Kepulauan Riau, yang bertugas di BRI Cabang Sukaramai, Pekanbaru.
“Sebelum pulang ke Batam rapid test tapi beliau tidak jujur. Saat reaktif diminta dirawat untuk di swab, beliau minta untuk isolasi mandiri dan oleh tim kesehatan kita membolehkan isolasi mandiri sambil nunggu di swab. Ternyata beliau tak isolasi diri justru cari jalan untuk pulang ke Batam. Setelah di Pelabuhan Batam rapid test reaktif, swab positif (COVID-19),” katanya.
Berdasarkan pantauan ANTARA, kantor Bank BRI Cabang Sukaramai terlihat tutup semuanya hingga ke fasilitas mesin ATM di halaman kantor tersebut. Namun, masih banyak warga yang datang ke kantor tersebut karena tidak tahu kalau kantor tersebut ditutup sementara.
“Seharusnya pihak bank transparan saja, sampaikan ke nasabah bisa lewat sosial media atau ke media biar kita paham. Ini saya sudah jauh-jauh datang ternyata kantornya tutup, kata sekuriti ditutup karena ada sterilisasi, saya juga ‘gak paham maksudnya,” kata seorang nasabah BRI, Juri.
Hingga kini pihak BRI Cabang Pekanbaru belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang penanggulangan kasus COVID-19 yang mengakibatkan muncul klaster baru itu. Pihak bank semula mengagendakan konferensi pers pada Jumat pagi, namun mendadak dibatalkan.(ant)