DURI (Riaulantang)- Tak ingin candaannya terus menimbulkan polemik dan reaksi sejumlah tokoh dan pemuda Minang, Ngatno Eko Prawiro, Minggu malam (21/06/2020) mendatangi ketua Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) Kecamatan Mandau, Indra Verniza Datuak Mangiang ke kediamannya di Pekanbaru. Ngatno Eko ingin menyampaikan langsung persoalan candaannya itu sekaligus menyampaikan permohonan maaf secara terbuka ke tokoh Minang yang “didahulukan selangkah dan ditinggikan serantiang itu” (dituakan-red).
Kepada Riaulantang.com, Senin (22/06/2020), Ngatno Eko menyampaikan pertemuan dirumah Ketua IKMR Mandau itu juga dihadiri Wakil ketua IKMR Mandau H Desembrial, tokoh pemuda Minang Erman Satria, Andi Rahman dan Agus Salim. Mereka diterima dengan tangan terbuka oleh ketua IKMR Datuak Mangiang.
“Tadi malam kita sudah mediasi dengan Ketua IKMR dan semuanya sudah bertemu. Sudah Tabayyun dan sudah dijelaskan jalan ceritanya. Alhamdulillah smeuanya sudah clear (selesai-red),” ujar Ngatno Eko.
Disampaikannya, candaan itu mengutip kalimat dari seorang ustadz dari luar kota yang pernah berceramah disalah satu masjid di kota Duri puluh tahun lalu. Itu sebagai anekdot atau candaan pada waktu itu.
“Jadi itu bukan buah pemikiran atau hasil anekdot saya. Sungguhpun demikian karena kutipan kalimat yang dipakai untuk candaan itu akhirnya menyinggung perasaan saudara saya maka dalam pertemuan dengan seluruh jajaran pengurus IKMR, saya tulus ikhlas dan perasaan menyesal memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Minang,” harap Eko.
Disampaikannya permohonan maaf ini tak hanya disampaikan ke tokoh Minang saja tapi kepada seluruh masyarakat Minang yang tersinggung dengan candaannya.
“Dari hati yang tulus dan paling dalam, saya meminta maaf atas candaan saya yang menyinggung Saudara saya bersuku Minang. Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi. Ini menjadi pembelajaran bagi saya kedepannya untuk lebih berhati-hati dalam bergurau,” harap Ngatno Eko.
Permohonan Maaf Diterima
Terpisah Ketua IKMR Mandau, Indra Verniza Datuak Mangiang ketika dikonfirmasi terpisah membenarkan pertemuan dengan Ngatno Eko yang juga dihadiri pengurus inti IKMR Mandau terkait klarifikasi dan permohonan candaan yang menyinggung orang Minang itu.
“Pak Eko datang minta maaf dan berjanji tak mengulang kesalahannya. Kami sudah beri teguran dan nasehat. Meski bercandanya dilapau (kedai-red), tapi harus hati-hati karena beliau publik figur. Harus belajar dari kejadian agar lebih baik dan hal seperti ini tak terulang lagi,’ujar Datuak Mangiang.
Disampaikannya selaku tokoh yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting, permohonan maaf Ngatno Eko ini diterima mengingat yang bersangkutan sudah menjelaskan persoalannya dan mengakui kesalahan. Tidak hanya itu, persoalan ini juga sudah dikoordinasi dengan Sekjen IKMR Riau, termasuk Ketua IKMR Kecamatan Pinggir dan Kecamatan Bathin Solapan. Semuanya berharap agar persoalan itu bisa diselesaikan.
“Secara kelembagaan IKMR menilai ini sudah clear. Sudah cukup. Yang bersangkutan sudah melakukan Tabayun, menyesali perbuatan dan minta maaf kepada orang Minang. Prinsip saya ketika ada orang minta maaf, wajib hukumnya kita memaafkan untuk mendapat Ridho dari Allah. Begitu saja diajar di kampung oleh nenek dan guru mengaji ketika kecil dulu. Jika merasa bersalah dan menyinggung perasaan orang segera minta maaf dan berjanji tidak mengulang,” ungkapnya.
Dikesempatan ini juga Datuak Mangiang menghimbau agarb masyarakat Minang dan orang awak yang ada di Perantauan untuk sama-sama menciptakan dan menjaga stabilitas dan kondusi kondusif dimana pun mereka berada.
“Kalau orang datang dengan putih hati menyampaikan permohonan maaf, kita tentu terima dengan putih hati dan menerima permohonan maaf itu. Intinya IKMR Mandau sudah menerima Tabayun dan penyataan maaf dari Eko,” jelas Datuak Mangiang. (susi)