DURI (Riaulantang)- Jelang buka puasa, Kamis sore (30/05/19) sekira pukul 17.00 WIB puluhan anak muda berkostum hitam, membawa sejumlah atribut bertemakan “Safe Hutan Talang” mendatangi Jalan Sudirman depan Kantor Camat Mandau. Kedatangan kelompok anak muda ini bukan untuk mengelar aksi demo tapi menyuarakan kepedulian penyelamatan hutan Talang yang terancam tergerus karena proyek pembangunan jalan lingkar Barat Duri. Mereka mengelar aksi teatrikal di ruas Jalan Sudirman untuk menyuarakan penolakannya.
Aksi para pengiat lingkungan ini tentu saja menarik perhatian warga dan pengendara yang melintasi kawasan itu. Apalagi mereka menghias diri dengan dandanan ala gajah Sumatera lengkap dengan karikatur gajah, spanduk dan replika mesin sinsaw.
Uniknya 3 orang pengiat lingkungan berdandan dan berperan seperti kelompok gajah kehilangan habitat merangkak di badan jalan dan berkomunikasi layaknya gajah di keramaian lalu lintas. Sementara replika gajah bertuliskan Aku Dita (nama gajah-red) dari SM Balairaja diusung melengkapi aksi teatrikal itu, lengkap dengan spanduk “Save Hutan Talang, Jalan Lingkar Jangan Korbankan Hutan”.
Selain drama treatrikal selamatkan hutan dan habitat hewan di kawasan Hutan Talang, pengiat lingkungan ini juga mengisi kegiatan sore itu dengan pembacaan puisi. Mereka berharap suara hati penyelamatkan lingkungan ini bisa di dengar Pemdakab Bengkalis hingga rencana membelah Hutan Talang untuk proyek Jalan Lingkar itu bisa di batalkan.
“Hutan Talang yang tersisa diluar pagar Chevron tinggal sedikit. Kalau ini kemudian harus dibelah lagi untuk kepentingan Jalan Lingkar berapalah yang tersisa. Kita khawatir ini akan membuat habitat hewan dan tanaman di hutan itu akan punah,” ujar Ketua Himpunan Pengiat Alam (Hipam), Randi.
Disampaikan Randi ada 6 kelompok pengiat alam yang ikut menyuarakan penyelamatan hutan Talang dalam aksi teatrikal sore itu diantaranya, Hipam, Ilalang, ICY RSF Sembakul dan GMR. Harapannya sama agar proyek jalan Lingkar tak membelah satu-satunya hutan yang tersisa di Kota Duri itu.
“Kita mengelar aksi teatrikal di jantung kota itu agar semua pihak melihat dan menyadari pentingnya penyelamatkan hutan ini. Jangan korbankan hutan untuk kepentingan jalan. Masih ada solusi lain untuk terujudnya jalan lingkar itu ,” pungkas Randi lagi. (susi)