DURI (Riaulantang)- Proyek Penunjukkan Langsung (PL) Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bengkalis, rehabilitasi bangunan SDN 42 Mandau di Jalan Mulia Duri mengecewakan sejumlah pihak. Pasalnya proyek yang mengunakan anggaran APBD Bengkalis sebesar Rp 199.500.000 dinilai tak sesuai dengan kondisi rehab yang dilakukan. Rekanan hanya mengerjakan rehab teras, plafon, cat dan pengantian kusen 3 lokal hingga diduga rehab tak sesuai anggaran.
Kepada Riaulantang,com, Selasa (06/11/19) Kepala Sekolah SDN 42 Elnofi Noza yang dipensiunkan tanpa kejelasan mengungkapkan kekecewaan terhadap proyek rehab sekolahnya yang terkesan asal-asalan.
“Saya kecewa dengan rehab proyek yang dikerjakan. Awalnya hanya 3 kusen yang diganti, tapi setelah saya dan komite protes , akhirnya ada 13 kusen jendela yang diganti. Setelah itu ada rebah keramik teras, plafon dan cat. Total anggarannya Rp 199,5 juta. Bisa dicek langsung kondisi rehab dengan anggaran rehab sebesar itu,” ujarnya.
Dijelaskan Elnofi, awalnya sekolah yang tengah berpolemik merger ke SDN 24 yang berada di kawasan sama itu mendapat bantuan proyek pembangunan kantor. Namun kemudian proyek di alihkan ke rehab lokal.
‘Awalnya kami dapat bantuan pembangunan kantor karena kami memang tak punya kantor. Tapi saat konsultan turun , pihak sebelah (SDN 24-red) mengatakan mau buat kantor dimana, lahannya saja tak ada, akhirnya pembangunan kantor dibatalkan. Tapi karena kami tanyakan anggaran itu akhirnya dapatlah bantuan rehab lokal,” ujar Elnofi.
Kondisi rehab yang terkesan asal-asalan itulah yang kemudian menjadi permasalahan. Tidak hanya dia yang protes, walimurid dan komite pun sudah menyampaikan kekecewaan terhadap proyek rehab itu.
“Kami juga heran melihat proyek yang dikerjakan. Kerjanya hanya seperti ini. Ganti keramik teras lokal, plafon, cat dan kusen, namun anggarannya hampir mencapai Rp 200 juta. Tak sebanding anggaran yang ada dengan rehabnya, “ujar walimurid, Dewi yang ikut berkeliling dengan Kasek dan sejumlah media yang diajak melihat kondisi proyek PL senilai Rp 200 juta itu.
Terkait proyek PL Disdik yang diduga asal-asalan itu Kadis Pendidikan Edi Sakura tak bisa dihubungi. (bambang)