PEKANBARU (Riaulantang)- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) saat ini tengah mengembangkan program agroforestri bersama Yayasan Rimba Satwa Foundation (RSF). Program ini untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat, pemulihan habitat gajah dan pengurangan konflik antara gajah dan manusia. Pelaksanaan program diimplementasikan di landskap koridor Balai Raja – Giam Siak Kecil, Provinsi Riau.
Secara umum program ini berupa pengembangan sistem agroforestri di lahan-lahan msyarakat yang kerap berkonflik dengan gajah. Masyarakat yang lahannya berada di home-range dan perlintasan gajah dilibatkan. Dengan menanam berbagai jenis tanaman yang rendah gangguan dari gajah, namun bernilai ekonomi tinggi.
Inisiatif program agroforestri ini memiliki manfaat yang multi dimensi. Selain mendukung pengurangan jejak karbon melalui penanaman pohon, menjaga keanekaragaman hayati, memberdayakan eknomi masyarakat, juga memperbesar ruang di mana gajah dapat diterima oleh masyarakat. Dengan demikian ruang-ruang yang berpotensi konflik akan mengecil.
Luas area yang telah ditanam saat ini sekitar 124 hektar. Membentang di 32 desa di dua kantong populasi gajah di Giam Siak Kecil, Kabupaten Siak dan Balairaja, Kabupaten Bengkalis. PHR melalui RFS mengembangkan pembibitan pohon-pohon yang bernilai ekonomi tinggi namun rendah gangguan gajah. Antara lain Alpokat, durian, petai, jengkol, matoa dan cacao. Sedangkan jenis tanaman untuk pakan gajah antara lain rumput odot. Program ini sangat didukung oleh masyarakat yang memiliki lahan di pelintasan gajah. Sekitar 40 KK warga pemilik lahan di lokasi-lokasi tersebut ikut mengambil bagian.
Husni, Koordinator program RFS, mengatakan bahwa upaya restorasi dengan strategi agroforestri ini mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Husni optimis program ini memiliki harapan besar dapat membantu ekonomi masyarakat yang telah terlanjur hidup di perlintasan gajah sumatera.
Manager Social Performance PHR WK Rokan, Pinto Budi Bowo Laksono, mengatakan bahwa selain konservasi gajah melalui program agroforestri berbasis mitigasi konflik , program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR di bidang lingkungan telah banyak dilakukan. Antara lain penguatan kelompok Bank Sampah, Program Kampung Iklim (PROKLIM), Konservasi Mangrove, serta Desa Energi Berdikari melalui pembangunan beberapa unit reaktor biogas dengan pemanfaatan kotoran sapi.
Selain itu, upaya konservasi gajah juga dilakukan secara terintegrasi melalui pembinaan habitat serta pemantauan populasi gajah. Dua unit kalung global positioning system (GPS collar) tambahan dalam waktu dekat akan dipasangkan ke kelompok gajah. Melengkapi tiga unit yang sudah lebih dahulu dipasang, serta 18 unit kamera pengintai (camera trap).
Kalung GPS yang dipasangkan di leher gajah berfungsi untuk memonitor pergerakan kawanan gajah melalui satelit. Sehingga potensi konflik dengan manusia dapat dimitigasi secara dini. Selain itu, alat tersebut dapat memberikan data awal sebagai dasar penghitungan perkiraan berat badan gajah. Sedangkan kamera pengintai dipasang di kawasan perlintasan gajah guna memberikan informasi secara visual.
Program-program TJSL dan berbagai informasi kegiatan operasi PHR dapat ditemukan di stan SKK Migas, pada ajang pameran Riau Expo 2022 yang berlangsung tanggal 22 hingga 26 November 2022, di Kawasan Purna MTQ, Pekanbaru.(advetorial)