DURI (Riaulantang)- Pernyataan Kadis Kesehatan Bengkalis, dr Ersan Saputra yang mengatakan tak terganggu dengan limbah medis RSUD Mandau yang menumpuk di area rumah sakit mendapat bantahan keras dari warga. Sejumlah reaksi spontan di berikan warga mengomentari pernyataan Kadis yang kerab melintasi tumpukan limbah lantaran menempati salah satu rumah dinas RSUD yang hanya berjarak beberapa meter dari limbah itu.
“Hidung kawan tu nggak asli mungkin, min,” tulis Akun Andonk Klebuik di FB Riau lantang.
Ada juga komen keras yang menghujat Kadis ‘Kadis Kesehatan Bxxxn,” komen akun Daniel Pangabean.
Protes lain disampaikan secara terbuka oleh aktifis muda Boy Anas. Kepada Riaulantang.com, Rabu malam (07/08/19), aktifis muda ini mengirimkan surat terbuka protes keras terhadap pernyataan Kadis Kesehatan itu.
“Sebagai seorang pejabat publik, sangat tidak pantas mengeluarkan pendapat dan narasi seperti itu. Seharusnya bukan begitu statment yang dikeluarkan. Bapak merasa tidak terganggu. Kami masyarakat yang terganggu atas masalah itu. Jangan karena mantan Direktur RSUD tutup mata dengan masalah ini,” cerca Boy yang juga Korwil Keluarga Alumni pelajar Mahasiswa Riau Yogyakarta (Kapemary) Duri.
Disebutkan Boy, pernyataan Kadis itu menyulut dia untuk kembali membuka Permen LHK no 56 tahun 2015 tentang penyimpanan limbah B3 untuk medis, terutama pasal 7 dan pasal 8. Pasal 7
tentang tempat penyimpanan sementara oleh pihak penghasil limbah, sementara pasal 8 ayat 2 tentang batas lama penyimpanan limbah B3 adalah 2 hari paling lama jika suhu lebih 0.C ( suhu lebih dari nol derjat celcius )atau 90 hari lebih jika suhu nol derajat celcius atau di bawahnya.
“Apa RSUD sudah menerapkan tata cara dan persyaratan teknis pengolahan limbah Berbahaya dan Beracun dari fasilitas pelayanan kesehatannya. Saya lihat dibiarkan menumpuk di tempat terbuka walau sudah beri wadah. Apa ini yang kata pak Kadis tak menganggu,’ urainya.
Dikatakan Boy, harusnya Kadis kesehatan mencarikan solusi terhadap permasalahan limbah itu dan bukan melemparkan pernyataan-pernyataan yang memicu emosi warga.
“Seharusnya jadi pemikir dan mencari jalan keluar atas masalah itu. Jangan mengeluarkan narasi-narasi yang memancing statmen publik,” tegasnya.
Pihaknya pun menyampaikan harusnya permasalahan di RSUD bisa diselesaikan dengan baik hingga bisa fokus pada pelayanan. Seperti halnya tumpukkan limbah medis, masih ada hal lain yang menurutnya perlu dipertanyakan diantaranya incenerator yang tak di fungsikan atau sejumlah alat kesehatan yang sudah dimiliki tapi tak difungsikan.
“Kami tidak ingin pelayanan kesehatan terganggu oleh berbagai macam kekurangan. Kalau memang ada kekurangan, mari cari solusi dengan duduk bersama pihak terkait,” jelasnya.
Boy pun menyentil masalah rumah dinas RSUD yang masih ditempati Kadis kesehatan yang terungkap dari pernyataan Kadis itu.
“Pak Kadis masih menempati rumah dinas di RSUD ya. Apakah tidak mengorbankan para dokter yang seharusnya bisa menempati Rumdin tersebut. Bapak sebagai Kadis Kesehatan kan juga memiliki rumah dinas,”sentilnya. (susi)