RUPAT (Riaulantang) – Mungkin sebagian masyarakat belum mengetahui penyeberangan pompong dari daerah Pergam Rupat ke daratan Selinsing, Dumai. Namun ternyata penyeberangan ini sudah berjalan puluhan tahun silam dan sangat membantu masyarakat.
Masyarakat yang hendak ke Rupat atau sebaliknya ke daratan Sumatera bisa menjadikan pompong ini alternatif penyebrangan. Terutama pada hari-hari besar yang membuat antrian Roro mengular.
Didaerah Pergam atau Selinsing ada tiga pemilik jasa penyeberangan ini. Salah satunya Shaleh yang terkenal ramah dan mau menunggu penumpang. Jasa Penyeberangan tradisional yang dikelola Shaleh tetap diminati karena memberikan beberapa keuntungan bagi penumpangnya.
Jika mengunakan Roro dari Dumai harus antri dan memakan waktu yang cukup lama. Tapi tidak terlalu jika mengunakan jasa pompong Shaleh. Waktu bisa dipersingkat lantaran tak arus ambil rute memutar.
Satu Pompong, bisa memuat 20 kendaraan sepeda motor, dengan jenis motor ukuran kecil. Satu motor, baik satu atau dua orang akan dikenakan biaya sebanyak Rp 50 ribu. Dari Pergam sampai Selinsing bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 40 menit dengan kondisi angin tak kencang. Ada juga sampai satu jam lebih dengan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Syaratnya kapal tradisional ini berlayar dengan kondisi air laut tengah Pasang.
Berlayar dengan pompong tentu ada konsekwensi resiko yang harus dihadapi, lantaran tak asuransinya. Namun resiko tadi ini tak terlalu digubris penumpang dengan pertimbangan jarak, waktu dan biaya ditambah Nahkoda yang sudah sangat berpengalaman.
Seperti kerja rutinitas yang dilakoni
Shaleh dan anak buahnya. Mereka cekatan menyusun sepeda motor diatas pompong. Setiap kendaraan diikat dengan tali simpul, agar posisi sepeda motor tidak goyang sewaktu penyeberangan. Satu persatu kendaraan roda dua dinaik ke atas pompong dan disusun rapi. Begitu penuh, Kendaraan ditutup terpal, agar tak terpercik air laut.
Pompong pun siap berlayar. Sang nahkoda Shaleh memantau kondisi rute didepan agar tak ada gangguan sewaktu penyeberangan.
Sekitar 45 menit perjalanan, pompong pun merapat ke Pelabuhan. Pompong dari Pergam bersandar di Selinsing, Pompong dari Selinsing menuju Pergam. Satu persatu penumpang turun, baru sepeda motor. Setiap sepeda motor turun, penumpang membayar sesuai tarif yang ditetapkan.
Penumpang yang turun tak satupun komplain dengan pelayanan pompong ini. Malah mereka berharap penyeberangan tradisional ini tetap dipertahankan.
“Sangat membantu dan harus dipertahanan. Jangan sampai usaha rakyat ini dipreteli, tapi hendaknya diberi kemudahan dan kesempatan serta pelatihan agar mereka juga mengutamakan safety saat berlayar,” ujar Brian salah seorang pemakai jasa pompong ini. (bambang)