DURI (Riaulantang)- Candaan menyinggung suku Minang yang dilontarkan Ngatno Eko sepertinya masih akan bergulir. Kendati persoalan itu sudah diselesaikan secara kelembagaan oleh Ketua IKMR Mandau dengan menerima tabayyun dan permintaan maaf Ngatno Eko saat mendatangi kediamannya di Pekanbaru, Minggu ( 21/06/2020) lalu, tapi ternyata persoalannya tak semudah itu. Sejumlah tokoh dan pemuda Minang malah mengugat keputusan Ketua IKMR yang dinilai tak bijak dan hanya keputusan sepihak yang mengabaikan sesepuh dan tokoh pemuda di Duri.
“Dalam situasi seperti ini. Segala sesuatu yang berhubungan dengan marwah orang Minang tidak bisa “dibungkus-bungkus” penyelesaiannya. Tidak bisa mendengar keterangan sepihak dan diputuskan sepihak. Masih banyak tokoh-tokoh, ninik mamak dan penasehat Ika-Ika (Ikatan Keluarga-red) yang harus di dengar saran dan pendapatnya. Tak bisa seketika mendengar lalu memutuskan. Pandang dan hargai sesepuh dan tokoh pemuda di sini. Pahami juga kondisi di sini (Duri-red,” sesal Penasehat IKMR Mandau Agustiar Tanjung, Selasa (23/06/2020).
Disampaikan Agustiar Tanjung, penolakan ini perlu dilantangkannya agar tak terkesan persoalan dugaan penghinaan suku itu selesai hanya karena permintaan maaf yang diterima Ketua IKMR Mandau. Masih banyak penolakan yang dilantangkan tokoh dan pemuda Minang yang tak terima keputusan sepihak Ketua IKMR yang tak membawa runding tokoh-tokoh dan pemuda Minang yang ada di Duri.
“Apa cukup hanya mendengar cerita sepihak dan segelintir kelompok lalu memutuskan atas nama kelembagaan. Apa Minang ini tak bermarwah. Apa begitu menjaga marwah Minang di Perantauan. Sejak tahun 1960 sudah ada IKSB (Ikatan Keluarga Sumatera Barat-red) yang selalu menjaga marwah Minang. Dulu, jika terjadi sesuatu, ninik mamak, tokoh dan Upika duduk bersama menyelesaikan. Tapi sekarang sama sekali tak menghargai tokoh. Amat kita sesal,” ujar mantan Ketua IKMR yang akrab di panggil Mak Dang ini.
Disebut Mak Dang, keputusan sepihak ketua IKMR ini malah makin memperbesar arus penolakan sejumlah tokoh dan pemuda Minang di Duri. Mereka yang tahu kondisi daerahnya malah sama sekali tak di ajak oleh keputusan Ketua IKMR yang sudah lama tidak berdomisili di Mandau.
“Yang tua tua tidak dihargai. Yang muda yang berjiwa patriot masih banyak menjaga marwah Minang ini. Jangan sepelekan masalah ini. Kami tak terima penyelesaian seperti ini,”tegas Mak Dang.
Mak Dang juga menyampaikan agar persoalan itu jangan diseret-seret ke ranah lain, termasuk ranah politik yang belakangan santer berembus. Karena menurutnya persoalannya itu murni dugaan penghinaan suku.
“Jangan seret persoalan ini dan kepedulian kami ke ranah lain. Ini murni menjaga marwah Minang karena ada unsur penhinaan suku,” tegasnya lagi.(bambang)