DURI (Riaulantang) – Hati-hati. Bisa jadi ini modus baru penipuan di kota Duri. Mengaku polisi, tilang pengendara yang tak lengkap. Uang ratusan ribu pun jadi incaran.
Seperti dialami Ari warga Jalan Jawa Duri. Kepada Riaulantang.com, Sabtu (25/08/19) Ari mengungkapkan kebimbangan saat ditilang oknum yang mengaku dari Polda di Jalan Hang Tuah Duri. Dia harus merelakan uang Rp 150 ribu ke oknum itu agar urusannya tak diperpanjang.
Kasus itu menurutnya berawal ketika dia berkendara di seputaran Hangtuah, Duri Jumat (23/08/19) lalu. Saat itu dia diikuti oleh dua pengendara sepeda motor yang berboncengan. Dia sempat tiga kali dahului oleh pengendara dengan memberi isyarat menepikan ke pinggir jalan.
“Dari SPBU Hangtuah saya sudah diikuti. Di depan simpang Stadion disuruh berhenti. Di depan SD bertingkat juga diisyaratkan.
Terakhir di simpang lampu merah jalan Mawar, dekat jalan yang rusak saya di paksa berhenti,”ungkap Ari.
Saat berhenti itulah, dua pengendara itu menanyakan kelengkapan surat motornya. Mereka mengaku dari Polda Riau.
“Awalnya saya pikir, itu orang yang saya kenal. Tapi pas menanyakan surat dan mengaku dari Polda, saya kaget. Saya takut karena motor tua ini mati pajak dan hanya dipakai ke ladang,” ujarnya.
Karena yang memberhentikannya ini mengaku polisi dia pun pasrah. Apalagi salah satunya menunjukkan kartu anggota. Dia hanya mengikuti dan mendengar apa yang ditanyakan pihak tersebut.
“Katanya motor saya ini tidak lengkap, pajak mati. Mau mereka bawa ke kantor. Kalau tidak mau dibawa, bayar Rp 400 ribu,” cerita Arie.
Mendengar uang Rp 400 ribu, Ari tercenung dan bilang tak ada uang sebanyak itu.
“Saya hanya termenung. Mana ada duit sebanyak itu. Saya kasih tahu hanya punya uang Rp.150 ribu,” tuturnya.
Mendengar ada uang Rp 150 ribu, orang tersebut seolah-olah menelepon dan menjelaskan kalau dia hanya punya uang Ro 150 ribu. Tak lama uang Rp 150 ribu itu pun berpindah tangan.
“Tidak lama mereka mengambil uang saya yang Rp 150 ribu. Mereka berpesan hati-hati di jalan,” jelasnya lagi.
Diungkapkan Ari, dua pengendara yang mengaku polisi ini tak mengunakan seragam dinas. Satu stand by di motor, satunya lagi yang beraksi.
“Mereka berpakaian preman. Pakai helm. Sempat menunjukkan kartu anggota. Tapi saya tidak terlalu baca. Apa saya kena tipu atau bagaimana saya tidak paham. Tapi kalau ketemu saya masih bisamengenalinya”pungkasnya. (bambang)