JAKARTA (Riaulantang)Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) diminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mengevaluasi keberadaan pantun sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) dunia, Jakarta, Kamis (11/08/2022). Acara dibuka Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Restu Gunawan, diharapkan untuk memgambil langkah-langkah pembangunan pantun pada masa mendatang.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, dalam acara tersebut mengatakan, sejak pantun ditetapkan sebagai WBTB dunia, kehidupan pantun memang menggeliat. Kegiatan mengenai pantun berkecambah dan pemantun-pemantun baru bermunculan. “Cuma tahun 2022 ini aktivitas berpantun selain kegiatan sosial dan serimonial, tampak menurun,” katanya seraya menambahkan, hal itu tidak jadi masalah, sebab berbagai pancang penegakan pantun sudah tertanam.
Cuma ia mengingatkan bahwa soal pantun bukan hanya masalah berbahasa, tetapi juga gagasan yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, pantun yang sudah berumur lebih dari 1.500 tahun, patut dikembangkan bukan hanya dari segi estetik, tetapi juga nilai yang terkandung di dalamnya. Pada tunjuk ajar Melayu misalnya, banyak disampaikan dalam bentuk pantun.
Oleh karena itu, kata Taufik Ikram Jamil, patutlah dibuat suatu lembaga khusus pantun, misalnya Lembaga Pantun Indonesia yang berisi riset dan pengembangan. Misalnya harus dipikirkan apa yang melatarbelakangi adanya suatu pantun, kemudian bagaimana diwariskan kepada generasi baru melalui media mereka semacam media sosial.
Selain Taufik, tampil juga sebagai nara sumber dari Riau adalah Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Raja Yoserizal Zen. Ia mengatakan, pihaknya berkomitmen kuat untuk tetap mengembangkan pantun. Selain merencanakan kegiatan pantun, juga dibuat taman pantun di lingkungan Kompleks Perkantoran Dinas Kebudayaan.(rls)