DURI (Riaulantang) – Kecelakaan berujung maut yang menimpa pelajar Ahmad Iqbal (15) pada Sabtu (18/1/2020) pagi sekitar jam 07.20 WIB di lintas Duri-Pekanbaru dekat Gate Soeharto membuat banyak pihak prihatin dan dirundung kesedihan mendalam.
“Kami atas nama pengurus Pelko menyampaikan ucapan belasungkawa teramat dalam atas musibah yang menimpa almarhum Ahmad Iqbal (15). Kedua orang tuanya, Romi dan Novi serta kakeknya Am Bangun adalah warga kami di Pelko,” kata Ketua Pelko (Persatuan Keluarga Payakumbuh dan Lima Puluh Kota) Duri periode 2019-2024, H Desembrial kepada riaulantang.com, Sabtu malam.
Didampingi Sekretaris H Erizaldi SH serta Ketua GM Pelko, Erman Satria, H Desembrial menyebut, begitu dapat kabar Ahmad Iqbal meninggal akibat kecelakaan itu, para pengurus dan warga Pelko langsung meluncur ke rumah duka.
“Bersama warga, kami ikut pula menyalatkan jenazah anak kita itu di Masjid Al-Irsyad dan mengantarnya langsung ke TPU Tegal Sari. Pengurus juga akan takziah ke rumah duka dalam waktu secepatnya. Kita imbau warga Pelko untuk ikut bersama-sama melayat ke rumah duka,” katanya.
Meski musibah ini sudah menjadi takdir Allah, H Desembrial mengaku kejadian tragis ini jangan sampai terulang kembali. Dia bersama pengurus dan warga Pelko tak ingin ada lagi korban berikutnya.
“Untuk itu, kami atas nama pengurus dan keluarga besar Pelko minta dengan sangat agar pihak-pihak terkait seperti Dinas Perhubungan dan jajaran Satlantas Polres Bengkalis untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Mungkin aturan berlalu lintas kendaraan berat pada jam sibuk seperti diterapkan di lingkungan PT CPI bisa dipertimbangkan,” ujarnya.
Sekretaris Pelko H Erizaldi SH ikut menambahkan. Menurutnya, aksi kebut-kebutan truk berat dan bus besar di dalam Kota Duri mulai dari Sebanga hingga Simpang Geroga merupakan ancaman serius bagi siswa, guru, pekerja dan warga di kota ini. Terutama sekali pada jam-jam sibuk di pagi hari.
“Karena itu kami dari Pengurus Pelko minta agar Pihak Dishub dan kepolisian bisa menyetop dulu truk berat dan bus besar yang hendak melintasi Kota Duri dari jam 06.30 hingga jam 08.00 pagi. Kita pun minta pihak DPRD Bengkalis ikut turun tangan. Mungkin ada aturan spesifik yang bisa diterapkan atau mungkin saja bisa dibuat Perda khusus,” katanya.
Dikatakan Erizaldi, aksi kebut-kebutan truk berat dan bus sudah lama berlangsung di Duri. “Sopir ugal-ugalan itu seolah menganggap Duri ini seperti ijuk tak bersagar, laksana lurah tak berbatu. Mulai hari ini dan seterusnya, kita tak ingin lagi ada sopir truk atau bus yang seenaknya saja memacu kendaraannya dalam kota ini,” imbuhnya.
Ketua GM Pelko, Erman Satria pun ikut pula berkomentar. Dia mendengar kabar bahwa di daerah lain seperti di Palembang atau Sumut, para sopir kendaraan berat tak seleluasa di sini. Kalau ada bus ngebut atau truk ugal-ugalan, siap-siap saja kena lemparan batu oleh warga.
“Kita tak ingin mendengar ada truk atau bus yang lewat Kota Duri kena lempar batu pula. Entahlah kalau sebagian sopir truk atau bus tersebut yang menginginkan hal seperti itu,” ucapnya.(syukri)