WAMEMA- Seluruh jenazah warga Minang yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua, akan diterbangkan langsung ke Padang, Sumatera Barat, Rabu (26/9/2019) ini. Dalam kerusuhan warga lokal, Senin lalu, sebanyak delapan perantau Minang meninggal dunia, termasuk dua anak berusia 4 dan 8 tahun.
Keputusan membawa pulang jenazah yang keseluruhannya merupakan warga asal Pesisir Selatan Sumbar tersebut, diambil dalam rapat Bupati Wamena dengan Muspida Plus yang dilaksanakan sore kemarin di kantor Bupati setempat.
Ketua DPW IKM (Ikatan Keluarga Minang) Papua Zulhendri Sikumbang dalam keterangan tertulis, Rabu (26/9/2019) dinihari tadi menjelaskan, dari hasil rapat itu diputuskan, Bupati Wamena akan menyiapkan transportasi udara dari Wamena ke Padang, Sumbar untuk membawa jenazah sebanyak 8 orang.
Ke-8 korban meninggal tersebut adalah Syafriyanto (36), Rizky (4)/anak Syafriyanto, Jefry Antoni (23), Hendra (20), Ibnu (8), Iwan (24), Nofriyanti (40), Yoga Nurdi Yakop (28). Semua korban tercatat asal Pesisir Selatan dari kecamatan berbeda.
Dalam rapat itu juga diputuskan bahwa peti jenazah diserahkan kepada pengurus IKM Wamena. Dan pengurus IKM telah meminta bantuan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit untuk dana pembelian peti jenazah seharga Rp4 juta atau senilai Rp32 juta seluruhnya.
“Mengingat kondisi keuangan dan ekonomi warga IKM Wamena dalam keadaan melemah dan semua barang-barang berharga mereka punah dilalap api dan juga kebanyakan warga IKM Wamena hanya hidup berdagang, untuk itu kami memohon kepada Bapak Wakil Gubernur Sumbar untuk bisa membantu atau mencarikan solusinya untuk pembelian peti jenazah untuk sebanyak 8 orang,” kata Zulhendri dalam informasi tertulisnya.
Sedangkan untuk jadwal keberangkatan pesawat penerbangan langsung Wamena ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM), menurut Zulhendri pihaknya belum tahu. “Kami belum bisa menentukan, karena menunggu informasi lebih lanjut dari Bupati Wamena masalah kesiapan transportasi udara,” ungkapnya.
Begitu juga untuk tim forensik, karena tidak ada di Kabupaten Wamena, seluruh jenazah belum dilakukan tes DNA. Untuk pihak IKM Papua meminta Pemprov Sumbar minta bantuan kepada Provinsi Sumbar melakukan pemeriksaan tersebut. Sehingga keluarga korban yang ada di Sumbar atau Pesisir Selatan mengetahui identitas sanak keluarganya tersebut.
Secara terpisah Pemprov Sumbar menyatakan duka mendalam atas musibah yang menimpa warga mereka di perantauan tersebut.
“Atas nama masyarakat dan pemerintah provinsi Sumatera Barat, Gubernur, Wakil Gubernur dan DPRD Sumbar, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas tewasnya sembilan orang warga provinsi Sumbar di Wamena. Kita doakan husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan kiranya bisa sabar dalam menghadapi keadaan ini,” kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dalam rilisnya kemarin.
Berdasarkan komunikasi sementara Pemprov Sumbar dengan warga Sumbar di Wamena, perempuan dan anak-anak telah diungsikan ke Jayapura. Sementara laki-laki masih bertahan di Wamena.
Kepada warga Sumbar yang masih bertahan di Wamena, diimbau agar berupaya dengan berbagai cara untuk menyelamatkan diri dan jangan terpancing dengan hal apapun yang dapat mengganggu keselamatan.
Berdasarkan informasi dari tokoh Minang Papua, Yulfinov, tercatat hampir 1.000 orang warga asal Sumatera Barat merantau di Wamena. Mereka rata-rata berdagang dan hanya sedikit sekali yang menjadi PNS ataupun berkarir sebagai polisi ataupun militer di sana.
Sementara itu kondisi Putri (30), salah seorang korban selamat namun kritis, tengah malam tadi sedang menjalani operasi untuk mengeluarkan anak panah yang menancap di salah satu bagian badannya.
“Korban masih berada di rumah sakit Sentani. Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan buat Putri,” harap Yulfinov, mantan Kepala STM Negeri Jayapura.
Sumber: MataPers.com