DURI (Riaulantang) – Kelangkaan gas melon ditengah masyarakat hingga saat ini belum terjawab. Masyarakat yang kini sudah terbiasa memakai gas kini harus kelimpungan mencari gas. Ada pun gas itu dengan harga yang melambung tinggi.
“Susah mencari gas sekarang. Dicari kepangkalan gas, cepat habisnya karena harga standar. Dibeli diwarung eceran harga pun melejit hingga Rp 35 ribu,” jelas Byan warga Kayangan, Selasa (05/12/17).
Dikatakannya kelangkaan gas seperti dibiarkan. Tidak ada informasi yang akurat diterima masyarakat. Akhirnya masyarakat yang teraniaya.
“Masyarakat bisa apa. Toh yang punya wewenang dan kewenangan seperti tidur dan tidak peduli pada masyarakat. Kita masyarakat ini bisa apa. Mau tidak mau dapur harus ngebul ya terpaksa beli gas walau harga melejit”ungkapnya.
Sementara itu menurut salah seorang pemilik warung pengecer, gas subsidi memang susah dicari. Tapi gas non subsidi yang baru masuk bisa bebas dibeli.
“Untuk gas Melon memang lagi susah saat ini. Tapi kalau gas brigh 5.5 kg banyak. Tapi ya beli dari awal lah,” ujarnya.
Sementara itu pantauan di lapangan, gas subsidi bebas di bawa pengecer. Ada yang bawa dengan mobil pick up ada juga yang pakai motor along along. Ada apa dibalik langkanya gas subsidi menyusul munculnya bright gas.(bambang)
Discussion about this post