DURI (Riaulantang) – Empat dari lima murid SD di Duri korban pelecehan oleh gurunya sendiri, Senin pagi ini (22/03/2022) menjalani visum et repertum di RSUD Mandau. Satu anak tak hadir di RSUD karena orang tua menolak anaknya di visum.
Didampingi pihak sekolah dan orang tua, visum anak yang masih lugu-lugu ini pun dilakukan. Tanpa beban anak-anak ini bercerita pelecehan yang dialami. Ada yang mengaku dipegang, diraba, dicium, diremas bahkan ada yang lebih jauh dilecehkan.
Anak-anak ini bercerita polos kejadian pilu yang dialami. Ada anak yang malah kerab menjadi sasaran nafsu bejad pelaku setiap kali si guru masuk mengajar di mata pelajarannya.
Orang tua yang mendengar cerita polos anaknya ini hanya bisa menitikan air mata. Tak menduga anaknya dilecehkan sejauh itu di tempat yang semestinya aman bagi anak.
“Mereka bercerita polos apa adanya. Tapi hati kami yang teriris mendengarnya. Di usianya yang sedini ini, mereka harus mengalami pelecehan ini. Kami sangat tak menduga. Di sekolah yang seharusnya aman bagi mereka justru disitu mereka dilecehkan, ” ujar salah seorang ibu yang anaknya dilecehkan.
Disebutkannya, selaku pelapor dalam kasus ini, dia dan anaknya sudah diperiksa di Mapolsek Mandau Senin malam hingga Selasa dinihari tadi. Si Guru bejad juga sudah diperiksa tadi malam.
“Geram kami mendengarnya. Dia mengaju khilaf, ” cerita si ibu itu lagi.
Disampaikannya, hingga tadi pagi, korban lain kembali muncul. Ada satu anak lagi yang orang tuanya memberi kabar anaknya juga ikut jadi korban pelecahan.
“Ada satu korban lagi yang melapor ke kami. Kami arahkan langsung datang ke Polsek, ” ujar si ibu yang juga bagian dari Komite sekolah.
Terkait visum sejumlah murid SD korban pelecehan ini, Direktur RSUD Mandau, dr Chairiyah ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya segera mengkonfirmasi ke bagian visum tersebut.
“Sebentar, kami konfirmasi dulu ya bu, ” ujar Direktur. (Susi)