DURI (Riaulantang)- Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai mewabah di Kecamatan Mandau. Dalam seminggu ini, penderita DBD terus berjatuhan. Untuk itu warga diminta waspada terhadap penyakit yang bisa membawa maut ini.
“Minggu lalu kami berkunjung ke RSUD. Korban DBD tak tertampung lagi. Boleh dibilang kasusnya lagi mewabah ,” ujar Sekretaris Camat Mandau, M Rusydi saat didaulat memberi sambutan di reses anggota DPRD Bengkalis Septian Nugraha di Jalan Karang Anyer Duri, Jumat (06/12/19).
Saking membludaknya pasien ini, ungkap Sekcam, salah seorang stafnya yang terkena DBD harus menunggu untuk mendapatkan ruangan inap. Untuk itu pihaknya menghimbau agar warga waspada dan segera bertindak cepat jika ada keluarga yang terindikasi menderita DBD.
“Jika ada tanda-tanda keluarga terkena DBD segera datangi fasilitas kesehatan. Jangan tunggu lagi untuk berobat,” himbau Plt Lurah Air Jamban ini.
Tidak hanya waspda DBD, pihaknya juga menghimbau warga terus menjaga kebersihan lingkungan. Gotong rotong merupakan salah satu langkah yang perlu di lakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Laksanakan goro bersama. Jangan saat Kamis Bersih bersama Camat saja goronya
Itu hanya contoh yang diberi Camat agar warga aktifkan lagi goro. Penyakit ini tak hanya selesai dengan Fogging tapi butuh kesadaran kita semua untuk menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Plt Lurah ini.
Menanggapi penyampaian Sekcam yang datang mewakili Camat ini, Septian Nugraha langsung beraksi. Pihaknya pun menghimbau agar konstituennya saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan daerahnya.
“DBD menjadi perhatian kita semua. Jangan buang sampah sembarangan. Laksanakan 3M dan tegur warga yang buang sampah sembarangan,” ujar politisi muda Golkar ini.
Terkait membludaknya pasien DBD di rumah sakit pemerintah ini, Direktur RSUD Mandau drg Sri Sadono Mulyono ketika di hubungi Riaulantang.com, Jumat malam ini mengatakan bahwa saat ini ada 29 pasien DBD yang dirawat di RSUD Mandau.
“Dari tanggal 1 Desember hinggal 6 Desember ini jumlah pasien DBD yang dirawat 29 pasien. Jumlah pasien yang dirawat di ruang penyakit dalam melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia, sehingga kami tempatkan juga di ruang rawat penyakit bedah ” jelas dr Ibeng panggilan akrabnya. (susi)