DURI (Riaulantang)- Tokoh masyarakat Mandau, H M Darna meradang dengan pemberitaan disalah satu media yang dinilai sudah merugikan kredibilitasnya. Pasalnya dalam pemberitaan berjudul Masyarakat Duri Tak Mengharuskan Bupati dari Duri yang dirilis salah satu media online di Pekanbaru, statemennya dipelintir sehingga menimbulkan kesan negatif dari pemberitaan itu.
“Saya tidak pernah berstatmen seperti menyampaikan masyarakat Duri tak mengharuskan bupati dari Duri. Apalagi sampai menyinggung soal kinerja bupati Bengkalis. Sama sekali saya tidak pernah menuding Bupati tidak berbuat. Ini menjatuhkan kredibilitas saja,” sesalnya kepada sejumlah media, Sabtu (27/07/19).
M Darna merasa perlu meluruskan pemberitaan itu karena merasa sangat terganggu dengan pemberitaan yang mempelintir pernyataannya itu.
“Saya bertanggung jawab dengan statemen yang saya berikan. Tapi kalau saya tak pernah berstatemen lalu dibikin bikin seolah itu statemen saya, jelas saya tak terima karena sudah merugikan saya,” ungkapnya mantan anggota DPRD Bengkalis ini.
Darna juga membantah keras kalau ia menyinggung soal kinerja pemimpin yang sekarang. Apalagi disebutkan bupati yang sekarang sama sekali tidak membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat.
“Sedikit pun saya tak pernah menyinggung masalah kinerja bupati apalagi sampai menyebut bupati tak membawa perubahan bagi masyarakat. Bodoh sekali kalau saya berstatemen seperti itu. Ini harus saya luruskan.
Jangan sampai timbul fitnah dan jangan nama baik saya dirugikan untuk kepentingan kelompok tertentu atau golongan,” tegasnya.
M Darna menyampaikan saat itu dia dihubungi terkait pertanyaan tentang kriteria pemimpin Bengkalis kedepan.
“Pertama ditanya soal kriteria calon bupati kedepan. Saya jawab saat itu, bahwa kriteria pemimpin itu, orangnya harus visioner. Kemudian dia harus jelas membawa arah daerah ini kedepannya seperti apa. Itu jawaban saya,” kata H Darna menjelaskan.
Kalau diibaratkan kapal, jelas H Darna lagi, pemimpin itu adalah nakhodanya. “Jadi dia harus jelas, ini daerah mau dibawa kemana. Paling tidak untuk 5 tahun kedepan. Itu tentu nanti akan menyangkut dengan masalah kebijakan-kebijakan yang akan dia buat setelah dia duduk sebagai pemimpin. Itu jawaban saya,” jelasnya lebih lanjut.
Yang kedua, pertanyaannya yang masuk ke saya itu, apakah harus orang Duri?
“Mungkin karena saya orang Duri, jadi pertanyaan itu muncul ke saya. Saya bilang, Undang-Undang kita menjamin bahwa setiap warga negara itu berhak mencalonkan atau dicalonkan. Jadi tidak ada mengharuskan kalau orang daerah ini harus ini, tidak ada itu. Bahkan saya kasi contoh Anis Baswedan, beliau itu kan orang Yogyakarta tapi dia bisa memimpin Jakarta. Itu contoh-contoh yang saya berikan,” imbuhnya.
Dia juga tanya bagaimana situasi politik? “Kalau kita bicara politik secara global, pasca Pilpres dan Pileg ini sepertinya masyarakat kita ini agak apatis dengan masalah politik. Karena gonjang ganjing politik kita juga gak jelas sampai hari ini. Itu dalam konteks nasional, bukan saya berbicara dalam konteks lokal. Dan bahkan masyarakat kita itu sekarang, ditambah dengan perekonomian kita yang lesu, mungkin mereka lebih fokus memikirkan masalah kehidupannya. Yang saya sampaikan seperti itu, tidak lebih dan tidak kurang itulah poin-poin yang saya sampaikan,” tandasnya yang masih menempuh jalur kekeluargaan untuk menyelesaikan pemberitaan yang dipelintir itu. (susi)