PEKANBARU (Riaulantang) – Memiliki sikap sabar akan membantu manusia untuk menahan diri, membuat pikiran selalu positif, serta menguatkan hati. Kesabaran juga merupakan hal baik yang dilakukan dengan senang hati dan tanpa beban.
Terlebih dalam menghadapi bulan suci ramadan, tingkat kesabaran umat muslim harus semakin bertambah. Sebab saat berpuasalah menjadi langkah yang baik untuk melatih kesabaran.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution dalam kegiatan Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) Provinsi Riau yang ke 113 di Masjid Nurul Yaqin, Jalan Hangtuah Pekanbaru, Minggu (19/03/2023).
“Makanya di dalam bulan suci ramadan itu yang dituntut adalah bagaimana kita memiliki sebuah kesabaran yang lebih dibandingkan ketika di hari-hari biasa. Karena di situlah nanti kita bisa melakukan ibadah sebanyak mungkin. Dengan begitu jangan sampai ibadah bulan suci ramadan itu terkotori oleh hal-hal yang harusnya tidak perlu kita laksanakan,” Katanya.
Wagubri Edy Natar jelaskan, ibadah ramadan tersebut adalah ibadah yang banyak ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Hal itu lantaran begitu banyaknya fadilah atau keutamaan yang Allah berikan di dalam bulan itu.
“Sayang sekali rahmat yang Allah berikan di bulan ramadan itu banyak terkotori perkembangannya ketika tidak mampu menahan kesebaran. Karena memang tidak semua orang Allah berikan kesempatan itu, kalaulah kita termasuk bagian yang nanti mendapatkan kesempatan itu manfaatkan lah sebaik-baiknya,” jelasnya.
Dia menerangkan, kalau dalam islam itu, tidak ada ukuran kesabaran. Karena setiap umat harus bisa menahan kesabaran. Jika di lihat dari firman Allah yang ada di Alquran dalam surat al-baqarah ayat 153 berbunyi “ Ya ayyuhallazina amanusta’inu bis-sabri was-salah, innallaha ma’as-sabirin.”
Yang memiliki arti, wahai orang-orang yang beriman. Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
“ Yang saya ingin tekankan di sini adalah Innallaha maashobirin sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Artinya di setiap diri orang sabar selalu Allah berada di sana, maka menjadi tidak pantas ketika ada seseorang mengatakan jangan sampai batas kesabaranku hilang ya,” terangnya.
Mantan Danrem Wira Bima tersebut mengungkapkan, kalau ada yang mengatakan itu sebenarnya dengan bahasa lain jangan sampai Allah pergi dariku ya kira-kira itu seperti itu. Berarti ketika ada umat mengatakan dirinya sudah tidak sabar bersamaan dengan itu sebenarnya dia membatasi keberadaan Allah dalam hidupnya.
“Maka kesimpulannya, kesabaran dalam islam itu tidak ada batasnya karena ketika kita membuat batasan dalam kesabaran itu sama halnya dengan kita membatasi keberadaan Allah dengan diri kita,” ungkapnya.
Oleh karena itu, menjadi pengalaman yang berharga bagaimana para jamaah bisa melakukan kesabaran itu dengan baik. Karena kesabaran itu bisa dilakukan dengan cara dilatih. Sehingga bulan suci ramadan ini menjadi kesempatan untuk melatih diri sekaligus untuk melakukan sebuah kesabaran. Maka jangan sampai nanti bulan suci ramadan ini tercemari oleh ketidak sabaran sehingga ibadah-ibadah yang di lakukan menjadi tidak bermanfaat.
“Ini harus kita pahami dengan baik bapak ibu sekalian, kesabaran ini bisa kita latihkan ketika kita melaksanakan ibadah puasa. Makanya disarankan ketika kita melaksanakan puasa jangan terlalu banyak berbicara, jangan terlalu banyak mengumbar kata-kata, karena nanti pada akhirnya kita akan terpancing oleh ketidak sabaran tersebut,” tuturnya.
Dengan begitu, Wakil Gubernur Edy Natar berharap umat muslim pada saat bulan suci ramadan mampun menjadikan ibadah puasa tersebut sebagai langkah melatih diri dalam meningkatkan kesabaran.
“ Mudah-mudahan nanti di bulan puasa yang akan datang ini kalau kita dipertemukan Allah, kita bisa menjadi lebih sabar daripada puasa-puasa sebelumnya dengan pengalaman-pengalaman ini tentu menjadi sebuah pembelajaran bagi kita.” pungkasnya.(fik)