Penulis Susi Yanti
Air waduk yang tenang ini sumber kehidupan warga. Ribuan jiwa menggantungkan hidup dari pasokan air bakunya. Jika alirannya berhenti, berhenti pula denyut nadi kehidupan warga.
DURI (Riaulantang)- Berada di tengah lokasi ladang Minyak Duri Steam Flood (DSF) 125 Duri, waduk ini menjadi permata berharga bagi warga. Airnya menjadi bahan baku yang mengaliri pipa-pipa hingga ke rumah warga. Ketersediaan dan kelestariannya teramat sangat dijaga dan dipelihara demi keberlangsungan hajat hidup ribuan jiwa.
Sejak pengalian besar-besaran dilakukan tahun 1995 lalu, genangan air yang berada di Lokasi Central Gathering Station (CGS) 1 Duri Field menjadi satu-satunya waduk bagi pendukung operasional lapangan minyak Duri. Sumber airnya yang melimpah, membuat PT Caltex Pacifik Indonesia (CPI) semasa itu, memberi pasokan air bersih untuk warga yang tengah di landa krisis air bersih. Kini, 27 tahun sudah PT CPI yang beralih nama menjadi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memberi kontribusi nyata bagi kehidupan masyarakat di sekitar operasionalnya.
Menjaga ketersediaan. dan kelestarian sumber airnya, pagi itu sejumlah pekerja terlihat sibuk melakukan aktifitas pembersihan. Mereka bahu membahu membersihkan pinggiran waduk atau reservoir yang disemaki tanaman eceng gondok. Dari pinggiran eceng gondok ditarik dan dimasukkan ke mobil bak terbuka yang siagakan. Para pekerja merupakan warga tempatan yang diberdayakan melalui program Local Business Development (LBD) atau Pengembangan Usaha Lokal.
Mendukung pembersihan ini, dua unit escavator diperbantukan. Escavator menarik dan mengangkat eceng gondok yang tak terjangkau pekerja. Pembersihan intensif dilakukan demi mencegah terjadinya pendangkalan.
“Kami diberdayakan pembersihan waduk. Pembersihannya rutin dilakukan. Setiap hari kami berpindah mengitari waduk. Hari ini dibersihkan, sebulan kemudian eceng gondoknya bisa tumbuh lagi. Maklum waduknya sangat luas,” ujar Yadi seorang pekerja.
Dikatakan Yadi, pembersihan waduk tak menjadi beban baginya. Rindangnya pepohonan dan semilir angin yang berhembus di sekitar waduk membuat mereka nyaman ketika bekerja. Apalagi dia juga bagian dari ribuan jiwa yang menikmati pasokan air bersih bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT PHR ini.
“Kami nyaman bekerja disini. Kawasannya teduh dan sejuk, ” ujar Yadi.
Sejalan dengan pembersihan waduk, pengecekan sarana pendukung distribusi air juga menjadi prioritas utama. Pagi itu dua karyawan PT PHR terlihat memasuki kawasan “fasilitas booster 125” yang dipagari kawat dan dijaga keamanannya. Fasilitas booster di pinggiran waduk itu merupakan kawasan terbatas yang tak sembarang orang bisa memasuki. Sejumlah mesin-mesin pendukung berada di kawasan itu. Ada pompa booster (pendorong) untuk distribusi air ke lapangan minyak Duri, ada pula pompa booster untuk distribusi air ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Duri. Juga ada pompa fire untuk keadaan darurat serta sarana lainnya. Operasional mesin-mesin diawasi ketat untuk memastikan ketersediaan air sampai ke lapangan dan warga.
“Pengecekan rutin kami lakukan untuk memastikan distribusi air lancar tanpa kendala, ” ujar Tim Managar CGS 1, Fendry Jaswir yang pagi itu turut mendampingi pengecekan.
Diungkapkan Fendry, sumber air waduk atau reservoir DSF 125 dibagi untuk kebutuhan operasional ladang minyak dan warga yang disalurkan melalui pipa penampungan PDAM Duri. Ada 3 unit pompa booster yang dioperasikan untuk lapangan Duri, dengan rate 50 ribu barel per hari dan tekanan discharge 208 Psi. Sementara 2 unit pompa booster lain untuk PDAM Duri dengan rate 25 ribu barel per hari dan tekanan discharge pompa 130 Psi.
“Kebutuhan air lapangan Duri untuk mendukung operasional seperti house keeping, campuran chemical dan lainnya, sementara suplay ke PDAM merupakan air baku untuk kebutuhan dan hajat hidup orang banyak. Air ke PDAM menjadi prioritas. Jika terjadi kendala di pump boosternya, langsung di breaking in. Artinya langsung diperbaiki tanpa menunggu waktu lagi, ‘ jelas Fendry.
Dikatakan Fendry sumber air reservoir seluas 17 hektar ini cukup terjaga lantaran pasokan yang tak pernah terputus dari mata air Sungai Rangau, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, termasuk pasokan air hujan. Untuk aliran distribusinya, PT CPI semasa itu membangun jaringan pipa sepanjang 30 km yang membentang disepanjang jalur Sungai Rangau hingga reservoir lapangan Duri. Jaringan pipa mengunakan pipa-pipa besar berukuran 23 inci hingga terlihat perkasa membelah dua Kabupaten, Rokan Hulu dan Kabupaten Bengkalis.
“Pasokan airnya terjaga lantaran kondisi reservoir seperti sebuah kuali dengan kedalaman 2 hingga 3 meter. Pengecekan rutin dilakukan untuk situasi siaga. Jika ambang batas di level 1,2 meter, itu pertanda warning. Diambang batas ini kami wanti-wanti hemat pemakaian. Terkadang air dikurangi untuk aktifitas malam hari, ” ungkap Fendry lagi.
27 Tahun Pasok Air Bersih Warga
Sementara itu Manager Corporate Communications PT Pertamina Hulu Rokan, Sonitha Poernomo menyebut komitmen PT PHR memberikan sumbangsih bagi kehidupan warga, terutama di daerah operasionalnya dibuktikan secara nyata. Sejak tahun tahun 1995, PT CPI bekerja sama dengan pemerintah daerah, membangun fasilitas pengolahan air bersih di Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Fasilitas itu dilengkapi laboratorium, pompa, generator dan fasilitas pengolahan limbah dan pasokan air baku. Malah para staf PDAM juga diberi pelatihan mengoperasikan fasilitas air bersih tersebut.
“Tepat 17 Agustus 1995 lalu, PDAM Duri mengalirkan air bersih ke rumah-rumah warga. Hingga saat ini, PDAM masih menerima pasokan air baku dari PHR. 27 tahun sudah PHR memberikan air baku ke warga tanpa jeda, ” jelas Sonitha Poernomo lagi
Dijelaskan Sonitha, pasokan air baku di reservoir 125 Duri itu, terutama ditujukan untuk mendukung kebutuhan operasional lapangan minyak Duri yang merupakan salah satu tulang punggung produksi minyak mentah nasional. Sebagian lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan perkantoran dan perumahan PT PHR Duri. Termasuk membantu pasokan PDAM Cabang Duri.
“Distribusi airnya tetap mengutamakan kebutuhan operasional Lapangan Duri. Tapi kebutuhan warga tetap tak kami lupa, ” ujar Sonitha lagi.
Hajat Hidup Warga, Bupati Beri Apresiasinya
Komitmen tinggi PT PHR yang sudah membantu hajat hidup warga kurun waktu 27 tahun lamanya, sangat diapresiasi Bupati Bengkalis Kasmarni, S. Sos, MMP. Bupati perempuan pertama di Riau ini menyampaikan ucapan terimakasihnya atas peran dan sumbangsih PT PHR yang telah menunjukkan kerja nyata bagi masyarakat diwilayah operasionalnya.
“PT PHR telah menunjukkan komitmen dan kepedulian yang tinggi kepada masyarakat diwilayah operasinya. Kami ucapkan terimakasih tak terhingga. 27 tahun mensuplay air cuma-cuma itu tak ternilai harganya. Bantuannya sangat bermanfaat karena air adalah sumber kehidupan masyarakat, ” ujarnya.
Disampaikan Bupati, kemitraan dan sinergi yang sudah dibangun dengan dunia usaha, khususnya PT PHR akan terus dibina dan dijaga. Komitmen ini dilakukannya karena pihaknya menyadari butuh sinergi dan dukungan semua pihak untuk membangun daerah yang besar dan seluas Kabupaten Bengkalis ini.
“Kami harap PT PHR terus bergandengan tangan membangun negeri junjungan Bengkalis menuju negeri Bermarwah, Maju dan Sejahtera, ” ujarnya.
Bupati juga menyebut sampai saat ini, Pemkab Bengkalis masih belum memiliki sumber air baku untuk kebutuhan air bersih warga di empat Kecamatannya.
Masing-masing Kecamatan Mandau, Pinggir, Bathin Solapan dan Tualang Muandau yang berbatasan langsung dengan operasional PT PHR. Satu-satunya sumber air baku yang mengaliri tangki-tangki PDAM Duri, masih berasal dari reservoir di ladang minyak Duri.
“Reservoir ladang minyak Duri denyut nadinya warga kami. Berhenti pasokannya berhenti pula air ke warga, ” ujar Bupati.
Hidupi Ribuan Jiwa
Sejak instalasi pengolahan air minum di serahkan ke PDAM Duri, warga mulai merubah pola hidupnya. Mereka yang dulunya menggunakan air kolam dan air tadah hujan untuk keperluan mandi, cuci dan lainnya, perlahan-lahan mulai menjalankan pola hidup bersih dengan menjadi pelanggan PDAM. Diawal pengoperasian tercatat sekitar 500 pelanggan saja, tapi kini jumlah pelanggan sudah mencapai 5.500.
“Diawal operasi, pelanggan hanya sekitar 500 saja, tapi kini sudah mencapai 5.500. Penambahan dalam jumlah besar tak bisa dilakukan lantaran pasokan baku yang masih terbatas. Hingga saat ini air baku yang diterima masih di kisaran 60 liter/detik,”ujar Kepala PDAM Tirta Dharma Darwin Ginting didampingi bagian Produksi Pungka Simanjuntak.
Disampaikannya ada sekitar 10 ribu calon pelanggan yang masuk dalam daftar tunggu. Ini belum terlayani maksimal lantaran terbatasnya air baku. Kendati demikian, pihaknya bersyukur masih ada ribuan bahkan puluhan ribu jiwa yang sudah terselamatkan dengan pasokan air baku reservoir lapangan Duri.
“Kami ada dan berjalan seperti saat ini karena bantuan PHR. Kalau tak ada pasokan air bakunya kami mati tak bisa beroperasi, ” jelas Darwin.
Dikatakannya, sumbangsih PHR tidak saja pasokan air baku tanpa jeda, namun juga bantuan sarana dan prasarana. Dua hektar komplek perkantoran PDAM yang dipagari keliling, lengkap dengan sejumlah fasilitasnya adalah bukti nyata totalitas bantuan yang diberi. Termasuk lima hektar lahan kosong yang berbatasan langsung dengan reservoir lapangan Duri.
“Dulu waduk bisa dilihat dan didatangi dari kantor ini. Tapi kini tak bisa lagi karena sudah dipagari untuk lebih safety, ” ujar Pungka Simajuntak.
Buka Kran, Air Bersih didapatkan
Pasokan air baku gratis PHR yang kemudian diolah menjadi air bersih oleh PDAM Duri tentu saja membuat gembira warga. Mereka yang kesulitan mendapatkan air bersih lantaran sumur yang kering kerontang atau bak tadah hujan yang tandas tak tersisa, kini cukup buka kran saja. Air bersih didapatkan, harganya murah pula.
Seperti disampaikan Suhendra, warga Jalan Soebrantas Duri. Dia mengaku sangat diuntungkan setelah menjadi pelanggan PDAM tahun 2017 lalu. Dulu jika kamarau, dia harus bolak balok mencari jasa air keliling untuk mengisi bak-bak tadah hujannya. Kini, cukup buka kran, air mengalir dengan mudah didapatkan.
“Dulu sumber air bersih kami hanya bak tadah hujan. Jika kemarau, bak kering. terpaksa membeli air keliling. Satu tangki kapasitas 1.000 liter Rp 50 ribu. Itu pun hanya untuk 4 atau 5 hari MCK. Tapi sejak jadi pelanggan PDAM, dengan bayar Rp 150 ribu bisa pakai air sepuasnya. Luar biasa hematnya ” ungkap Suhendra yang tergabung dalam Komite pelanggan ini.
Senada Refri Amran yang menjadi pelanggan setia sejak tahun 1997 lalu, justru sudah lama merasakan untungnya menjadi pelanggan. Dulu saban hari dia kerepotan mencari jasa air keliling lantaran rumah yang tak memiliki sumber air. Namun kini cukup buka kran, air mengalir memenuhi kebutuhan.
“Rumah kami tak punya sumber air. Satu-satunya sumber air hanya dari PDAM. Sangat membantu. Cukup buka kran, air didapatkan. Tarifnya pun murah. Rata-rata kami bayar hanya Rp 100 ribu per bulan. Itu pun sudah leluasa memakainya. Tapi kami tentu berhemat juga. Pembayaran kan sesuai pemakaian, ” ujar Refri yang juga Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Kabupaten Bengkalis.