DURI (Riaulantang) – Pekerjaannya tidak menetap. Kerja serabutan pun tidak ada pantangan olehnya yang penting asap dapur mengebul. Namanya Emi, sehari-hari mangkal diseputaran jalan Sudirman Duri. Mulai dari bantu-bantu orang yang dikenalnya, menjadi sopir, hingga berbagi jaga parkir ketika membantu temannya. Dia tinggal diseputaran jalan Alhamra, Kelurahan Duri Timur, Kecamatan Mandau.
Emi setiap kali keluar rumah untuk mencari rezeki, menggunakan Sepeda. Sepeda ini tidak baru, tapi masih sangat layak untuk mengantarnya mengayuh menyusuri pasar Duri, hingga sepanjang jalan Sudirman. Tiap hari dia lakoni hal ini untuk bisa memberi makan keluarganya.
Sesampainya ditempat dia mangkal, seperti biasa dia parkirkan sepeda tadi bersandar di dinding bangunan. Mulai pukul 10.00 pagi hingga pukul 20.00 WIB. Kadang hasil untuk satu hari dia menjalani kegiatan tersebut, bisa untuk membeli beras, lauk dan jajan si buah hati. Terkadang bisa juga menabung untuk membayar kontrakan rumah setiap bulan jatuh tempo.
Tapi tidak setiap hari dia bisa melakukan hal seperti tadi. Lebih banyak minusnya daripada menabung. Namun dia tidak patah arang, yang penting rizki yang dicarinya halal. Untuk membantunya dari kekurangan dia mencari orang yang butuh jasa sopir. Dari hasil membawa mobil ini untuk menambah kekurangan tadi. Walau hanya beberapa kali dalam satu bulan dan tetap minus untuk kontrakan.
Malam Kamis, (23/01/2019) Emi tidak ada menaruh curiga atau firasat kalau sepeda miliknya itu menjadi incaran orang yang tidak bertanggung jawab.
Bersiap untuk pulang dan mengayuh sepeda kesayangannya. Ada beberapa kendaraan yang ditunggunya untuk mendapatkan jasa parkir. Ketika tengah memandu mobil parkir disaat itu sepedanya Lesap digondol maling.
“Tidak lama setelah saya memandu kendaraan yang tengah mundur, saat lihat sepeda tadi sudah tidak ada. Saya berkeliling mencari. Saya menanyakan kepada sejumlah teman yang tengah duduk melihat ada orang yang membawa sepeda, berboncengan menggunakan sepeda motor. Kalau yang maling itu mengayuh sepeda pasti keliatan dengan saya,”ungkapnya sedih, mengetahui sepeda miliknya raib.
Emi bercerita, terpaksa nanti menggunakan kendaraan umum atau berjalan kaki. Dia membayangkan kalau menggunakan kendaraan umum terpaksa harus merogoh koceknya yang sering minus itu.
“Mau bagaimana lagi, kalau naik Oplet tentu menambah biaya. Paling tidak nanti dibagi berapa kali naik Oplet berapa kali jalan kaki. Mudah-mudahan ada tebengan untuk bisa irit,”tuturnya.
Orang yang mengambil sepeda tadi dengan menggunakan sepeda motor tidak tau kalau pemilik sepeda ini juga orang yang susah. Tiap hari mengayuh untuk mencari rezeki dan memberi kehidupan untuk keluarganya. Dengan gampang mengambil yang bukan miliknya.
Kalaupun sepeda tadi dijual mungkin hasilnya tidak bisa untuk buat dia kaya. Tapi pemilik sepeda ini mengandalkan salah satu harta yang berharga miliknya untuk menghidupi keluarga dan melangsungkan hidup sehari-hari.
Apa memang benar kehidupan di Duri sudah begitu susah. Ada saja didengar orang kehilangan, rumah dimaling dan hal-hal yang merugikan orang lain. Semoga Emi yang sepedanya dimaling orang yang tidak bertanggung jawab ini, mendapat ganti yang lebih dari yang maha kuasa Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.(bambang)