DURI (Riaulantang) – Dari sudut pendopo tempat perjamuan tamu, Dewi Asdinar langsung tersingkap, dengan sigap ia lalu berdiri dan langsung menghampiri para tamu. Senyum sapa merekah terpancar darinya yang kala itu menyambut langsung kedatangan jajaran Komisaris PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Sub Holding Upstream (SHU) bersama Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Jumat (3/11).
“Kami kedatangan tamu istimewa untuk melihat secara langsung proses membuat Batik Mandau yang merupakan ikon khas daerah ini,” tuturnya.
Dewi Asdinar merupakan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Mandau, Bengkalis, sekaligus inspirator pencetus Batik Mandau. Istri dari Camat Mandau Riki Rihardi tersebut dengan bangga menunjukan hasil karya ibu-ibu tersebut di hadapan para tamu. “Ini merupakan hasil karya dari ibu-ibu PKK Mandau,” kata Dewi.
Batik Mandau merupakan salah satu pusat kerajinan ekonomi kreatif binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan, program ini sebagai salah satu wujud pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi. Lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PHR juga menggandeng Politeknik Negeri Bengkalis sebagai mitra pelaksana.
Motif pompa angguk belakangan menjadi ikon Batik Mandau. Tak sekedar unik, motif pompa angguk memiliki makna dan filosofi sangat melekat dengan kehidupan masyarakat Duri, Bengkalis yang dikenal sebagai daerah pemilik lapangan migas terbesar di Indonesia.
Selain motif bernuansa migas, Batik Mandau yang digerakkan kaum hawa ini tak lantas melupakan aspek budaya melayu. Berbagai motif batik nuansa melayu ditawarkan, mulai dari pucuk rebung, bunga melati, daun duri, bolu kemojo, hingga Lambang ‘Bermasa’ sebagai tagline Kabupaten Bengkalis, singkatan dari bermarwah, maju dan sejahtera.
Melihat para ibu-ibu yang sedang membatik, Komisaris Utama PHE Rinaldi Firmansyah, hingga Direktur Utama PHR Chalid Said Salim langsung menghampiri, mereka juga mempraktekan secara langsung pembuatan batik khas dari Mandau tersebut. “Ini pengalaman baru tentunya, program CSR PHR tersebut sangat bagus, memberdayakan masyarakat dan menjadi kebanggaan daerah,” ujar Rinaldi.
Secara bergantian, para tamu yang terdiri dari jajaran Komisaris tersebut satu persatu mempraktekan pembuatan batik tersebut, mulai dari Rinaldi, Chalid, Direktur Eksplorasi PHE Muharam Jaya Panguriseng, Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita, hingga Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto, Manager ECSR North Rudi Arief hingga Manager CSR Pinto Budi Bowo Laksono.
Tak pelak, ibu-ibu tersebut merasa tersanjung atas keakraban yang terjalin dari kunjungan tersebut. “Kami merasa senang sekali didatangi manajemen perusahaan migas,” tutur Deswita, salah satu pembatik.
Rinaldi menambahkan, bahwa program TJSL PHR WK Rokan yang dilaksanakan ini telah membawa manfaat yang luas bagi masyarakat. Sehingga, ada nilai plus yang didapat warga dari hasil operasi migas di wilayah tersebut.
“Kami memberikan apresiasi dan tentunya mendukung program tersebut untuk kemajuan masyarakat dan daerah,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Camat Mandau Riki Rihardi menyampaikan terima kasih atas kunjungan Komisaris PHE hingga Direktur Utama PHR tersebut. Ia berharap jalinan kerja sama dan komunikasi yang terbangun selama ini dapat terus terjalin dan semakin meningkat, sehingga membawa kemaslahatan bagi masyarakat.
Selain ke pusat Batik Mandau, kunjungan Komisaris SHU didampingi jajaran manajemen PHR tersebut juga melihat secara langsung program Rumah Jahit Lestari yang memberdayakan kaum perempuan hingga disabilitas. Selain itu juga para rombongan berkunjung ke area operasi PHR berupa Proyek Vibroseismic di Lapangan Pemburu, Kabupaten Rokan Hilir.(gel)