DURI (Riaulantang)- Tangis haru Bupati Bengkalis tak terbendung saat menghadiri wisuda Tahfizh
Pondok Pesantren Tahfizh Quran PPTQ Ibbadurrahman, Belading di aula kampus Amikmitragama Duri, Minggu pagi (15/07/18). Bupati yang diwakili Tengku Ilyas tak bisa menahan tangis saat memberikan sambutan di acara wisuda itu. Bupati mengaku terharu dan banga dengan santri dan santriwati yang menjadi penghafal qur’an dalam usia yang masih muda.
“Saya belum bisa hafal qur’an dalam usia yang sudah beranjak tua ini. Makanya saya bangga dan haru melihat anak-anak kita wisuda dan hafizh qur’an hari ini. Saya ingin anak saya juga sekolah di sini (tahfizh-red) dan menjadi penghafal qur’an,” jelas T Ilyas terisak isak usai membacakan sambutan tertulis Bupati Bengkalis, Amril Mukminin.
Ungkapan tulus T Ilyas ini disambut takbir para santri/santriwati, orang tua dan segenap pengajar tafizh. Dua anggota DPRD Bengkalis, H Fidel Fuadi Datuk Majo Basa dan H Samsu Dalimunte yang ikut hadir, langsung memeluk T Ilyas yang masih terisak saat turun dari podium. Mereka apresiasi atas keinginan tulus T Ilyas itu.
“Kita tak menduga begitu besar perhatian beliau terhadap anak-anak kita yang hafizh ini. Mudah-mudahan keinginan beliau menjadikan anaknya juga hafizh bisa terujud,” jelas Fidel.
Sementara itu dalam sambutannya, bupati Bengkalis mengapresiasi ponpes Tahfizh Qur’an PPTQ Belading yang sudah mencetak para hafizh ini. Bupati berharap para ahli dan penghafal qur’an lain di negeri junjungan ini.
“Kami apresiasi para ustaz, guru dan berbagai pihak yang serius dan konsisten membina hafizd ini. Mudah-mudahan kedepan anak-anak kita makin banyak yang hafal qur’an,” ujarnya.
Sementara itu dari wisuda angkatan VII putra dan angkatan ke II, 36 santri/santriwati itu ada 10 orang santri yang hafal 30 juzz. Tujuh diantaranya santri dan 3 santriwati.
Dari para wisudawan itu juga dinobatkan santi terbaik dan teladan, diantaranya Supriyando Riyan (santri terbaik), Supriyanto Ito (Santri teladan putra) dan
Fitriyani Simamora (Santriwati terbaik putri). Ketiganya mendapat hadiah dan penghargaan dari ponpes.
“Dari ponpes sederhana ini lahir santri-santri yang inshaallah berguna bagi agama, bangsa dan negara. Mudah-mudahan kedepan akan banyak pihak yang peduli dengan ponpes yang masih perlu bantuan ini. Kami masih kurang sarana dan prasarana,”jelas Ketua Ketua Yayasan Ibadurrahman, Nibukat Zaradan. (susi)