DURI ( Riaulantang)- Puluhan warga perumahan Graha Asri 1, Graha Asri II dan warga Lingkungan di Jalan Tegal Asri Ujung Kelurahan Air Jamban, Kecamatan Mandau, Senin (30/10/17) ramai-ramai mendatangi proyek turap beton turap Jalan Tegal Sari kelurahan Air Jamban yang tengah dikerjakan. Proyek senilai Rp 970.861.000 yang berada di bawah dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bengkalis itu di protes lantaran diyakini tak akan mengatasi masalah banjir yang menjadi langganan di daerah itu. Pasalnya kondisi parit beton yang tengah dibangun itu cukup kecil dan dicurigai tak sesuai bestek.
Tak mau gegabah, warga pun mengadukan hal ini kepada anggota DPRD Bengkalis, Syaiful Ardi yang tinggal tak jauh dari lokasi proyek itu. Menanggapi aduan ini, Syaiful Ardi langsung turun dan berkomunikasi dengan sejumlah pihak diantaranya dinas PUPR. Ternyata benar diketahui proyek sesuai bestek lebar 2,50 M tapi yang di kerjakan 2,20 M.
“Proyek ini sangat fital. Menyangkut hajat hidup warga di sini. Mereka menderita karena menjadi langganan banjir. Tapi nyatanya rekanam malah bermain-main di proyek ini. Konsultan pengawasnya saja tak pernah turun,” sesalnya
Syaiful Ardi pun kemudian berkomunikasi dengan warga. Keluh kesah disampaikan warga terkait proyek yang diharapkan bisa menjadi solusi banjir tapi nyatanya malah tak lebih baik dari proyek penguatan Infrastruktur Kecamatan Mandau yang dulu dibangun tapi kemudian dibongkar lagi lantaran warga terus kebanjiran.
“Saban malam setiap warga kebanjiran, saya yang ditelpon. Makanya ada proyek ini warga bersyukur. Tapi nyatanya seperti inu pula. Makanya sebelum konsultan pengawas, PPTK, kapan perlu KPA jangan kerjakan dulu proyek ini,” tegas Syaiful didepan staf UPT PUPR Mandau Rudi, R yang juga turun ke lapangan.
Dijelaskan Syaiful sikap tegas terhadap proyek yang bermain main ini perlu dilakukan agar masyarakat banyak tak dirugikan.
“Sebelum mereka turun, jangan dulu kerjakan proyek ini. Saya akan mediasi denhan warga jika mereka turun. Harapan warga hanya agar proyek sesuai bestek,” tegasnya lagi.
Ketegasan Syaiful ini diaminkan sejumlah warga yang protes di lapangan. Mereka tak mempermasalahkan konstruksi proyek atau lainnya. Hanya minta proyek sesuai bestek hingga mereka tak kebanjiran lagi.
“Dari tahun 2014 kami menderita banjir disini. Sudah 7 kali kami bolak balik ke kantor camat untuk mengadu. Nyatanya setelah proyek ini diperjuangkan pak dewan, kondisinya seperti ini pula. Kami tak mempermasalahkan konstruksi hanya minta balikkan sesuai bestek,” jelas warga tempatan Indra Wardi. (susi)
Discussion about this post