DURI (Riaulantang)- Potret kemiskinan ditengah negeri yang kaya kembali menyeruak saat melihat kondisi belajar di SDN 28 kelas jauh Jalan Rangau Km 16, RT 1 RW 1 dusun Lubuk Linong desa Petani Kecamatan Mandau, Selasa siang (10/09/17). Empat lokal belajar dengan dinding kayu susun sirih tanpa plafon terpampang di tengah tanah yang masih kosong. Mirisnya lagi satu lokal kayu terpaksa disekat dua untuk ruang belajar siswa dan ruang majelis guru karena kurangnya lokal.
Tokoh masyarakat setempat Karsandi mengaku sangat prihatin melihat anak belajar diruang kayu yang jauh dari kata layak itu. Namun karena kebutuhan pendidikan dan jauhnya jarak SD induk, warga terpaksa menyekolahkan anak di SD kelas jauh itu.
“Sedih melihat anak belajar dengan kondisi seperti ini. Ruangan hanya dibatasi dinding susun sirih yang kayunya dari papan seberan. Jika hujan turun, anak-anak tak bisa belajar karena tempias dan bunyi hujan yang memekakan telingga karena tak ada plafon,” jelas Karsandi.
Dijelaskannya SD kelas jauh itu dibangun lima tahun atas swadaya masyarakat. Keberadaannya sangat diharapkan masyarakat lantaran jauhnya kelas induk dari pemukiman. Seiring perkembangan, ternyata kelas jauh itu makin diminati hingga lokal yang ada tak mampu lagi menampung jumlah murid yang terus bertambah.
“Kami sangat berharap bangunan kayu kami ini bisa segera dibangun dengan bangunan permanen. Harapan itu kami sematkan ke bapak bupati Amril. Sewaktu kampanye dulu, beliau pernah sosialisasi di depan halaman SD ini dan melihat kondisi bangunan kayu SD ini. Mudah-mudahan dengan berita ini bupati bisa ingat lagi dengan SD kami dan merealisasikan janjinya,” harap Karsandi lagi.
Dikatakannya usaha agar bangunan kayu itu bisa secepatnya diganti dengan bangunan permanen sudah beberapa kali dilakukan. Usulan melalui musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) desa selalu dilakukan termasuk pengajuan pembangunan ke Pemkab Bengkalis. Namun sayang masih jauh dari harapan.
“Tidak hanya bangunan, sebagian meja kursinya juga kami yang buat swadaya. Ini lihat dari papan seberan yang membuat mejanya tak rata. Tapi mau bagiamana lagi masih dipakai anak walau tak layak dan sudah banyak yang rusak,” jelas Karsandi sembari menunjuk beberapa meja yang disusun dari kayu seberan.
Sementara itu, kondisi bangunan memang sangat miris. Dinding susun sirih sudah banyak yang bolong, sementara bagian atasnya tidak ada plafon sama sekali. Tiga lokal bisa belajar di satu satu ruangan. Sementara 1 lokal terpaksa berbagi dengan majelis guru lantaran tak ada lagi ruangan.
Terkait kondisi ini Kepala SDN 28 Petani, Deman S.Pd yang dikonfirmasi membenarkan kondisi kelas jauhnya yang butuh perhatian. Pihaknya untuk sementara hanya bisa mengusulkan perbaikan dan membantu pengadaan kayu untuk penambahan lokal jelang penerimaan siswa baru ditahun mendatang.
“Tahun depan kita perkirakan penambahan siswa akan membludak. Makanya nanti akan bantu kayu untuk penambahan lokal sembari kita usul perbaikannya,” jelas Deman.(susi)
Discussion about this post