DURI (Riaulantang) – Halaman terminal Angkot Duri Bestari di Jalan Pertanian Kelurahan Duri Barat ramai, Senin (30/9/2019) malam tadi.
Ratusan orang berkumpul di terminal yang tak bisa berfungsi maksimal itu. Tua-muda, lelaki dan perempuan, serta anak-anak dan beberapa Balita duduk lesehan. Mereka melepok di atas tikar plastik yang terhampar.
Selama lebih kurang tiga jam, ratusan pasang mata fokus ke depan. Ke satu titik. Yakni sebuah layar putih berukuran tiga kali tiga meter.
Ya, malam itu ada acara nonton bareng film jadul; Pengkhianatan G30S PKI. Nobar ini ditaja Front Pembela Islam (FPI), bekerjasama dengan masyarakat setempat.
“Banyak yang belum tahu peristiwa kelam ini. Maka film ini diputar ulang,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FPI Kabupaten Bengkalis Drs H Zulkarnain Panjaitan.
Dia melanjutkan sambutan. “Yang berusia empat puluh tahun keatas sudah banyak yang tahu bagaimana sadisnya PKI dulu. Ulama, santri, dan jendral kita dibunuh secara sadis. Itu sangat luar biasa. Naudzubillah,” katanya.
“PKI punya sejarah kelam di negeri ini. Itu tak boleh kita lupakan. Bisa saja terjadi lagi. Jangan sampai PKI hidup kembali dan mengulangi perbuatan sadis dan jahatnya terhadap kita, umat Islam khususnya, umumnya seluruh rakyat Indonesia,” timpalnya pula.
Melihat puluhan anak kecil ikut hadir untuk menonton film berdurasi panjang itu, ketua FPI Bengkalis H Zulkarnain Panjaitan pun mengaku sangat gembira.
Anak-anak yang hadir menonton itu duduk di barisan paling depan. Diantara mereka, ada yang menatap nanap ke layar sambil tidur-tiduran di atas tikar yang disiapkan panitia.
Sebelum film diputar sekitar jam 21.06 WIB, Ketua RW 9 Duri Barat, Nasrul memberi sepatah kata pula. Nobar ini adalah kerjasama FPI dengan masyarakat setempat, kata dia.
“Hendaknya kegiatan ini bisa berlanjut. Mari jaga ketertiban dan keamanan. Mari sama-sama kita saksikan film ini,” ajaknya.
Nobar tersebut pun ikut dihadiri sejumlah pihak. Ada beberapa tentara. Mereka hadir berpakaian dinas loreng-loreng. Juga ada Bhabinkamtibmas setempat. Juga datang anggota Dewan Syuro DPD FPI Riau, H Selamat Simamora.
Seorang tentara, Serma Amiruddin tampil ke depan. Dia mewakili Danramil 04 Mandau. Dengan tiga kali pekikan “merdeka”, sang Serma mengawali sambutannya. Hadirin menyahut, mereka berteriak merdeka pula.
Pertama, Amiruddin mengucapkan terima kasih kepada ketua panitia, Suryadi Sikumbang SH yang sudah melaksanakan acara nonton bareng film Pengkhianatan G30S PKI ini.
“Mari ingatkan generasi muda kita, apa sebenarnya G30S PKI itu. Ini sangatlah memilukan kita. Harap jangan terulang ke depan. Sudah berbagai macam cara, dilakukan berbagai unsur untuk menghancurkan bangsa kita ini. Jangan sampai generasi muda di bawah 20 tahun tidak tahu peristiwa ini.” Suara Pak Tentara itu terdengar bergema.
“Semoga peristiwa ini selalu diingat. Sampaikan ke generasi muda kita bahwa tindakan PKI itu sangat tidak benar. Tujuh jendral kita jadi korban, dibantai mereka tanpa tahu salah apa dan apa sebab mereka dimusnahkan,” sambung dia.
Amiruddin bertutur lagi. “Generasi muda jangan terpengaruh oleh paham komunis yang tidak benar itu. Generasi muda yang menonton, tolong resapi benar. Jangan sekadar menonton dan melihat saja. Inilah (film tentang) kekejaman PKI, Partai Komunis Indonesia. Jangan sampai tumbuh lagi PKI ini di Indonesia.” Suaranya terdengar lantang berdentam.
Serma Amiruddin juga berharap kegiatan nobar ini bisa disebarkan dan diviralkan untuk masyarakat di wilayah Duri, Mandau, Bathin Solapan, Pinggir dan Talang Muandau. Semua warga, kata dia, harus diingatkan kembali agar tidak terpengaruh oleh gerakan menyimpang seperti PKI. Dia pun mengakhiri sambutan dengan pekik takbir “Allaahu Akbar” sebanyak tiga kali.
Sebelum itu, perwakilan Koramil 04 Mandau ini pun mengaku sangat mensupport kegiatan panitia. “Kalau bisa, setiap tahun diadakan. Jangan takut memutar film ini. Ini sejarah bangsa kita.” Kata-katanya terdengar jelas dan tegas.
Menjelang film yang ditunggu-tunggu itu diputar, Ketua DPC FPI Mandau, Husni Fuadi tampil melantunkan doa. Doa itu diaminkan para hadirin.
Selanjutnya, ratusan pasang mata pun terpaku ke layar besar di halaman terminal Angkot Duri Bestari di pinggir Jalan Pertanian, Kelurahan Duri Barat. Terminal megah dan mungkin terbersih karena tak terpakai maksimal ini dibangun di zaman H Syamsurizal menjadi bupati Bengkalis beberapa tahun silam.(syukri)