JAKARTA (Riaulantang) – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja Rokan berhasil kurangi emisi Karbon hingga 1.268 Ton CO2Eq atau setara emisi dari 845 mobil, melalui program konservasi kawasan Mangrove Bandar Bakau di Kota Dumai, Provinsi Riau.
“Program Konservasi Mangrove ini berjalan sejak 2022 dengan luasan kawasan awal yaitu 2.6 Hektare yang kemudian berkembang hingga mencapai 24 Hektare pada tahun 2024”, ujar Pandjie Galih Anoraga Manager CSR PHR (26/07) saat menghadiri peringatan Diskusi Publik dalam rangka Hari Mangrove 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Republik Indonesia.
Diskusi Publik yang bertemakan Mangrove for Future berisikan dialog antar lembaga dan pendapat para ahli terkait pelaksanaan rehabilitasi mangrove yang ada di Indonesia. Para ahli dari berbagai sektor membahas isu hangat terkait rehabilitasi mangrove yang kini berjalan di Indonesia, serta memberikan masukan agar rehabilitasi mangrove berjalan secara optimal.
Kepala BRGM Hartono Prawiraatmadja menyampaikan, rehabilitasi mangrove yang dilaksanakan tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek mangrove tertanam. Namun, juga berorientasi pada pengelolaan jangka panjang agar manfaat mangrove dapat dinikmati juga oleh generasi-generasi selanjutnya.
PHR melalui Program Konservasi Mangrove, menerapkan prinsip Pentahelix melalui pelibatan lintas sektor, mulai dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup, Universitas, LSM, Perusahaan dan tentunya dengan masyarakat di sekitar wilayah Bandar Bakau.
“Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selain mengurangi emisi karbon, melalui program konservasi mangrove, kehidupan flora fauna seperti misalnya Lutung Sumatera, Kucing Bakau yang bergantung hidup pada mangrove bisa terjaga ekosistemnya”, tambah Pandjie.
Selain itu, melalui Konservasi Mangrove juga terjadi peningkatan dari sisi ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan munculnya aktifitas ekonomi kreatif di area sekitar mangrove seperti contohnya coffee shop yang dikelola oleh pemuda setempat yang mampu menghasilkan omset per tahun hingga ratusan juta rupiah.
Dari sisi sosial budaya, terjadi aktifitas edukasi kepada para generasi muda yang diharapkan memahami peran penting dari konservasi mangrove serta manfaat dari mangrove itu sendiri.
“Kami berharap, generasi muda memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya melalui konservasi mangrove ini. Upaya ini tentu membutuhkan waktu panjang dan komitmen semua pihak. Kami senantiasa terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak termasuk dengan BRGM selaku badan yang membidangi upaya konservasi mangrove ini”, tutup Pandjie.***
TENTANG PHR WK ROKAN
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018. Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021.
Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.
Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi Pertamina.
Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.