Pekanbaru (Riaulantang) – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Ermanto SKM MKM, menegaskan pentingnya penguatan layanan kesehatan primer untuk mempercepat pencapaian target nasional di bidang kesehatan. Hal ini disampaikannya dalam Pertemuan Integrasi Layanan Primer (ILP) Tingkat Kabupaten Bengkalis Tahun 2024 yang berlangsung di Pekanbaru, Senin (7/10/2024).
Ermanto menjelaskan bahwa arah kebijakan pembangunan kesehatan Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, bertujuan mencapai cakupan kesehatan semesta (Universal Health Coverage) melalui penguatan pelayanan kesehatan dasar serta peningkatan upaya promotif dan preventif. Salah satu indikator keberhasilannya adalah keberadaan posyandu aktif dengan target 80%.
“Posyandu dikategorikan aktif jika memiliki lima kader, membuka layanan setiap bulan, dan menyediakan layanan kesehatan dasar, termasuk untuk ibu, balita, dan remaja,” kata Ermanto. Saat ini, Kabupaten Bengkalis memiliki 526 posyandu dengan lebih dari 2.000 kader yang memerlukan pembinaan teknis untuk memastikan pelayanan berjalan sesuai pedoman.
Kementerian Kesehatan juga sedang melaksanakan transformasi layanan primer dengan fokus pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care). Transformasi ini mencakup pendekatan berbasis kewilayahan, di mana puskesmas bertanggung jawab atas layanan kesehatan primer di tingkat kecamatan, sementara posyandu menjadi pusat pelayanan di tingkat desa.
“Transformasi ini menekankan pada pendekatan siklus hidup dengan memperkuat upaya promotif dan preventif. Layanan kesehatan juga diperluas melalui jejaring hingga ke tingkat dusun, RT, atau RW,” jelas Ermanto.
Dalam mendukung transformasi ini, Dinas Kesehatan Bengkalis berencana mengadakan pelatihan berjenjang bagi tenaga kesehatan dan kader posyandu. Pelatihan dimulai dari pelatih puskesmas melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik dan dilanjutkan dengan pelatihan kader menggunakan dana BOK Puskesmas. Kader yang memenuhi standar pelayanan promotif dan preventif akan mendapatkan tanda kecakapan sebagai bentuk apresiasi, yang juga menjadi syarat untuk mengikuti lomba kader hingga tingkat nasional.
“Puncaknya, kader berprestasi dan posyandu terbaik akan mendapatkan penghargaan melalui Jambore Kader Tingkat Nasional,” tambahnya.
Ermanto berharap sinergi lintas sektor dan lintas program dapat terus ditingkatkan, mengingat kompleksitas tantangan kesehatan di Kabupaten Bengkalis yang memiliki populasi terbesar dengan keberagaman tinggi. Pertemuan ILP ini menjadi momentum penting untuk mendorong pencapaian target RPJMN 2020-2024 serta mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) bidang kesehatan pada 2030. ***