PELALAWAN (Riaulantang) – 15 pondok milik perambah di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Pelalawan, Riau dihancurkan petugas gabungan. Namun, apesnya petugas berulang kali terkena ranjau paku yang ditanam perambah hutan di dalam lumpur.
Tim gabungan menggelar operasi selama empat hari sejak 29 Oktober-1 November. Operasi senyap gabungan itu melibatkan TNI, Polri hingga petugas TNTN.
“Kegiatan patroli terpadu pencegahan itu terkait kebakaran hutan dan lahan dalam rangka antisipasi dampak elnino di TNTN. Khususnya Desa Lubuk Kembang Bunga,” kata Kepala Balai TNTN, Jumat (3/11/2023).
Diungkapkan Heru, operasi gabungan dilakukan dengan motor sebanyak 20 unit dengan 21 personel yang terlibat. Kemudian, tim gabungan menuju ke lokasi lahan yang sudah dibabat hingga dibakar 50 hektare di grade D18, E.17, E.18.
“Tim menemukan adanya hamparan bekas terbakar di minggu lalu seluas lebih kurang 50 hektare. Tim juga menemukan pondok-pondok baru di sekitar lokasi,” imbuh Heru.
Selain pondok, petugas juga menemukan 3.000 bibit sawit yang akan ditanam di lahan tersebut. Tak mau kecolongan, tim langsung menyiram ribuan bibit sawit itu dengan racun rumput.
Untuk pondok, petugas memutuskan untuk merobohkan seluruh pondok yang diduga jadi tempat tinggal perambah. Belasan pondok dihancurkan agar perambah tidak kembali lagi ke kawasan telarang tersebut.
“Tim memusnahkan bibit sawit dengan cara disiram dengan roundup sebanyak 3.000 bibit. Tim gabungan merobohkan pondok-pondok sebanyak 15 unit,” kata Heru.
Meskipun begitu, Heru mengaku upaya itu tidak berjalan mulus. Setidaknya ada tujuh sepeda motor petugas bocor akibat ranjau paku yang ditanam perambah hutan dalam lumpur.
Para perambah sengaja membuat ranjau paku di kayu balok lalu ditanam di dalam lumpur. Akibatnya, motor bocor setelah melewati jalanan berlumpur menuju lahan yang dirambah.
“Dalam kegiatan kemarin tujuh unit sepeda motor ban bocor, diduga sebelum kegiatan dilaksanakan sudah bocor di masyarakat. Sehingga jalan-jalan yang akan dilewati tim sudah dipasang paku,” kata Heru.
Pada lokasi lain dalam kawasan TNTN, tim juga menemukan lahan yang sudah tanam bibit sawit. Usia tanam diperkirakan sudah sekitar 6 bulan.
“Ada yang sudah ditanam, tapi banyak juga dimakan gajah saat mau dimusnahkan tim di lokasi. Ini terlihat dari banyaknya kotoran gajah di lokasi,” kata Heru. (Fik)