PEKANBARU (Riaulantang) – Calypte Holding dan CGN Energy Internasional Holding Co.Limited melakukan penadatangan perjanjian kerjasama (MoU) tentang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kabupaten Bengkalis dengan kapasitas 1.000 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (CCGT) kapasitas 500 MW.
Executive Chairman Calypte Holding, Iskandar sampaikan Penandatangn MoU ini merupakan momentum besar bagi Indonesia dalam program pembangun energi baru terbarukan. Ia sampaikan, harapan dari staff kepresidenan bahwa Calypte Holding bekerja sama dengan CGN Energy memiliki sebuah pogram jangka panjang untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
“Ini menindaklanjuti dari pertemuan bersama presiden Indonesia pada 29 Juli di China, dimana pemerintah China memiliki komitmen membantu Indonesia sebesarnya dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia dan mencapai transisi energi 23 persen di tahun 2025,” ucap Iskandar usai menandatangani MoU di Balai Pauh Janggi, Pekanbaru, Rabu (9/8/2023) malam.
Dijelaskan dia, Calypte holding dan CGN Energy Internasional Holding Co.Limited telah melakukan beberapa pemetaan survei studi kelayakan awal di beberapa lokasi. Berdasarkan analisa itu, sebutnya, pihaknya memutuskan pulau Bengkalis sebagai lokasi pegembangan energi terbarukan.
“Karena di sana memiliki kontur alam yang cukup bagus, radiasi materi yang cukup bagus dan beberapa fakor pendukung lainnya,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan, pihaknya telah melaporkan studi awal kepada menteri ESDM dan sudah diteruska kepada direktorat jenderal terkait dan PLN pusat. Maka, ia berharap proyek tersebut dapat berjalan untuk jangka panjang
“Dari hasil studi kami, yang akan dibangun itu pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 1.000 MW dan CCGT dengan kapasitas 5.000 MW. Hasil studi sudah dilaporkan juga kepada PLN pusat di sana, juga sudah diserahkan proposal pengajuan berharap agar proyek ini dapat diterima PLN dan segera dimasukkan ke dalam RUPTL 2023 ini,” ujarnya.
Disampaikan dia, berdasar RUPTL inilah yang menjadi dasar untuk melakukan tahap selanjutnya, yaitu penyelesaian komplit studi kelayakan. Lalu, pengerjaan proyek ditargetkan pelaksanaannya pada Juni 2024.
“Jika sesuai dengan jadwal tersebut maka dapat diprediksikan proyek ini selesai di Desember 2027. Pada Januari 2028 listrik dari Bengkalis ini akan siap di supply ke Sumatera,” jelasnya.
Diungkapkan, nilai proyek PLTS 1.000 MW dan CCGT 500 MW di bengkalis mencapai Rp19,6 triliun. “Ini adalah angka yang fantastis, angka yang memiliki komitmen besar dari kami, dan sebuah angka yang menjadi dasar Indinesia menjadi role model bagi Asean untuk menggembangkan energi baru terbarukan dalam skala besar,” jelasnya.
Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar menyambut baik pembangunan PLTS 1.000 MW dan CCGT 500 MW ini. Menurutnya, pembangunan ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami bersama Forkopimda mensupport, bagaimana mengamankan aset bangsa ini. Intinya, kami Pemprov Riau medukung proyek ini. karena melalui proyek ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan ekonomi nasional yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Riau,” kata Gubri.
“Bupati Bengkalis saat pertemuan di kantor Gubernur juga menyampaikan secara langsung komitmen beliau untuk mendukung proyek yang memajukan Provinsi Riau,” tukasnya.(andi)