DURI (Riaulantang)- Mogok kerja ribuan security yang tergabung dalam Himpunan Pekerja Satuan Pengamanan (HPSP) wilayah kerja Chevron terus berlanjut. Dihari kedua, Selasa (17/06/19) ratusan security kembali berkumpul di lapangan parkir pokok Jengkol Duri menyuarakan keluhan dan harapan agar pengurangan jam kerja 12 jam menjadi 8 jam tidak diberlakukan PT CPI. Orasi-orasi pun dilakukan oleh security yang terpaksa meninggalkan pos-pos pengamanan untuk perjuangkan nasib mereka itu.
“Kami terpaksa meninggalkan pos untuk menyuarakan tuntutan agar jam kerja kami tak dikurangi. Kalau jam kerja di kurangi otomatis gaji turun. Ini jelas berimbas ke ekonomi keluarga,” jelas seorang security yang enggan disebut identitasnya.
Dikatakannya, kondisi pos pengamanan di pintu masuk ladang minyak DSF, gate Suharto dan lainnya ditinggal kosong. Malah ada pos yang terpaksa di gembok ditinggal penjaganya.
“Pos yang kami tinggal di jaga polisi. Kalau polisi atau TNI yang jaga kami maklum. Tapi kalau sempat LSM atau OKP yang di turunkan kami tak terima,” ujarnya seraya menyampaikan sempat mengusir warga yang menjaga pos DSF sementara waktu.
Disisi lain, pengurus HPSP silih berganti melakukan orasi. Mereka berharap aksi berjalan tertib dan damai hingga tuntutan mereka di responi.
“Jangan takut diintimidasi. Jangan takut perjuangan nasib. Ini untuk kita semua agar jam kerja kita kembali ke jadwal semula,” ujarnya.
Disela aksi itu, anggota DPRD Bengkalis H Abi Bahrun turun berkumpul bersama. Dengan berapi-api, Abi memberi semangat ke security dan minta mereka terus bersikap damai menyuarakan aspirasi.
“Semua harus kompak. Jangan anarkis. Mudah-mudahan CPI mau mengembalikan jam kerja 12 jam,” ujarnya.
Lebit lanjut, Abi Bahrun menyampaikan diakhir kontrak kerjanya di bumi Melayu ini PT CPI hendaknya memberi kesan yang indah bagi masyarakat Riau, khususnya tenaga security yabg sudah menjaga aset-asetnya.
‘Diakhir kontrak kerjanya, kita harap CPI beri kesan yang indah pada masyarakar Riau. Kalau tak dapat memberi kesan yang indah jangan pula melukai hati masyarakat dengan hal seperti ini,” harap politisi PKS ini.
Disampaikannya, DPRD Bengkalis respon dengan permasalahan yang dihadapi security ini. Untuk itu dalam waktu dekat, DPRD Bengkalis segara memanggil CPI terkait masalah ini.
“Sesuai surat yang disampaikan ke DPRD Bengkalis maka kita akan memanggil managemen CPI dan perwakilan HPSP. Kemungkinan kita akan mengadakan pertemuan di Duri, 25 Juni atau 26 Juni ini,’ ujar Abi Bahrun yang juga penasehat HPSP.
Abi Bahrun pun menyampaikan harapan agar security yang sudah ada saat ini bisa diakomodir oleh sejumlah perusahaan pemenang tender paket Asecurity Chevron.
“Kita harap seluruh perusahaan pemenang tender terutama PT ABB yang memenangkan tender paket A agar menerima security yang sudah ada ini. Jangan tambah persoalan dengan mengambil tenaga lain sementara security yang ada tak diakomodir. Apa akan menambah rentetan korban PHK,” ujarnya.
Sementara itu hingga siang aksi mogok kerja masih terus berlangsung. Para security ini memilih bertahan hingga tuntutan mereka dikabulkan. (susi)