DURI (Riaulantang) – Gajah Betina yang di panggil Dita, termasuk Gajah Fenomenal diantara kawanannya. Ditambah, para pemerhati lingkungan dan Hewan, dan pihak terkait di Provinsi Riau, selalu memantau kondisi Dita pada saat itu. Hal ini lantaran Gajah Dita, mengalami sakit berkepanjangan dikarenakan masuk jebakan ranjau yang sengaja dibuat pihak yang tidak bertanggungjawab.
Dita, tidak bisa melakukan perjalanan panjang, menelusuri jalur yang biasa dilewati kawanannya. Daerah Hutan Talang yang termasuk dalam kawasan Suaka Margasatwa, Balai Raja, Kecamatan Pinggir, tempat Gajah Dita menghabiskan hari-harinya bersama sejumlah kawanannya yang selalu setia.
Sampai pada 07/10/2019, Gajah Dita ditemukan Mati di Parit yang berisi air dan sudah dalam keadaan membengkak di sekujur tubuhnya. Bukan saja itu, Caling atau Gading sudah tidak melekat ditubuhnya. Namun, tanda kekerasan pada tubuh Gajah tidak ditemukan.
Kematian Gajah pada saat itu, sering ditemukan lantaran belum banyak kepedulian pada Hewan bertubuh tambun yang diambang kepunahan.
Namun, beberapa tahun terakhir kepedulian Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang bekerjasama dengan Rimba Satwa Foundation (RSF) menghasilkan beberapa kesepakatan untuk bersinergi melindungi kawanan Gajah yang terancam punah dengan salah satu program nyata mengadakan peralatan seperti GPS Collar, agar bisa memantau pergerakan Gajah.
Hal ini, terbukti ampuh semenjak pemasangan GPS Collar di Lehar Gajah, dan tidak didengar lagi ada Kematian Gajah lainnya seperti yang dialami Gajah Dita. Program nyata ini, menjadi harapan yang berdampak langsung untuk pelestarian Gajah. (Bambang)