DURI (Riaulantang) – Sekitar 2 hektar lahan Suaka Marga (SM) Balairaja Duri terbakar, Sabtu (20/07/2019). Kondisi ini membuat sejumlah pengiat lingkungan ketar ketir. Pasalnya lokasi kebakatan itu merupakan kantung dan daerah jelajah Gajah yang hanya tersisa sekitar 6 ekor.
Ketua Himpunan Penggiat Alam (Hipam) Duri, Rendi, pada Riaulantang.com, Sabtu (20/07/2019) menyebut api pertama kali terpantau sekitar pukul 16.00 WIB. Pada saat itu, ada empat orang anggota Hipam yang mencoba memadamkan api. Namun kebakaran tak bisa ditangani dan makin meluas. Baru sekitar pukul 23.45 WIB, api mulai terlihat padam.
“Hanya ada anggota Hipam saja. Sore empat orang dan malam ini kita ada 10 orang. Masyarakat atau pihak lain tidak ada yang membantu memadamkan api,”ungkapnya.
Kata Rendi, pihaknya berada di lokasi kebakaran untuk melakukan patroli Gajah liar. Lokasi tersebut memang kantung Gajah di wilayah SM Balai Raja Duri.
“Kami merasa terpanggil memadamkan api karena ini daerah kantong gajah. Kalau kebakaran meluas bagaimana nasib Gajah yang ada. Apalagi ada Gajah “Dita” yang kondisinya tengah sakit. Kami khawatir kondisinya,” ungkap Rendi lagi.
Menurutnya, sewaktu lahan terbakar , dua ekor gajah, masing-masing Gajah “Seruni” dan si Kecil Rimba sempat mau keluar area itu. Namin kemudian mereka balik lagi. Sepertinya mereka tidak mau meninggalkan Gajah “Dita” yang tengah sakit.
“Dari pantauan kami tadi, Seruni dan Rimba sempat keluar, tapi setelah itu mereka balik lagi.Sepertinya tidak mau meninggalkan Gajah Dita yang tengah sakit,”jelasnya.
Sementara itu semangat para pengiat lingkungan ini patut diajungi jempol. Dalam melakukan pemadaman dan pemantauan, mereka hanya berbekal peralatan seadanya. Tapi karena kepedulian terhadap lingkungan dan habitat gajah, mereka kesampingkan keterbatasan itu dan terus bekerja.
“Besok kami akan kembali melakukan pemantauan. Kami ingin tahu bagaimana kondisi Gajah Dita dan lahan yang terbakar,” pungkas Rendi. (bambang)