DURI (Riaulantang)- Keberadaan gerai Kitamart di Duri di landa badai. Dua tahun keberadaan gerai yang dibangun atas dasar komunitas untuk kemaslahatan umat itu, akhirnya berujung krisis kepercayaan. Milyaran dana umat diduga di permainkan dalam bisnis minimarket berbasis syariah, ekonomi syaring dan komunitas ini
Mencuatkan kisruh gerai yang diiniasi dari gerakan belanja, dari oleh dan untuk umat ini berawal dari ketidakpuasan sekitar tigaratusan anggota yang sudah menanamkan sahamnya untuk gerai 5 Kitamart. Uang sebesar Rp 1.247.937.281 yang sudah disetorkan untuk pembukaan gerai Kitamart 5 ternyata tak jelas peruntukkannya. Sabar menunggu selama 2 tahun lebih akhir tiga ratusan anggota ini pun mengugat modal yang sudah disetorkan itu
“Mereka bertanya ke saya, mengapa kitamart Duri gagal. Dengan tegas saya jawab, kegagalan Kitamart karena dijalankan dengan tidak mengikuti undang undang koperasi. Semua ketua gerai tidak difungsikan oleh ketua pengawas. Bahkan Ketua koperasi induk pun di non fungsikan oleh ketua pengawas,” tegas Sri Hartono salah seorang pemegang saham.
Diungkap Sri Hartono, dewan pengawas mengambil alih dan mengambil keputusan sendiri dalam menjalankan 4 gerai yang sudah diresmikan. Semuanya tanpa ada rapat musyawarah dan persetujuan anggota. Parahnya lagi gerai kitamart 5 tak kunjung dibuka padahal uangnya sudah disetorkan anggota.
“Penggalangan dana berdasarkan gerai. Setoran kami paling besar Rp 1,2 M tapi tak dibangunkan. Sementara yang lain sudah dibangun. Alasannya dimasukkan modalnya ke Gerai 1,2,3,4, sebagai pinjaman modal. Kalau tahu seperti itu, kami tidak mau meminjamkan,” sebut Sri Hartono lagi.
Ketidakadilan itulah yang membuat mereka curiga ditambah laporan keuangan yang tak jelas. Akhirnya mereka sepakat untuk membawa kasus ini ke ranah hukum.
“Rapat anggota, baru berjalan setelah kisruh anggota kitamart 5 yang minta uangnya dikembalikan. Dijanjikan akan dikembalikan namun sampai saat ini sudah dua tahun lebih etap tak dikembalikan. Maka ini bisa
dikatagorikan penipuan,” tuding Sri Hartono.
Masih banyak hal yang disampaikan Sri Hartono terkait ketidakbecusan pengelolaan 4 gerai Kitamart di Duri. Mulai dari tak jelasnya pembukuan, stok barang dan lainnya hingga gerai yang dibangun atas dasar solidaritas umat itu diujung kebangkrutan.
Terkait kisruh dan ketidakpuasan para pemegang saham ini Dewan Pengawas, H Abdul Gaffar menjelaskan kisruh ini mencuat setelah gerai Kitamart yang di buka dalam posisi merugi.
“Setelah merugi baru mereka menuntut gerai ke 5. Kita terus berusaha mencari tempat. Di Sebanga gak dapat depan kantor camat parkir tidak ada. Akhirnya muncul kisruh seperti ini,” ujar Abdul Gaffar.
Kendati demikian ungkapnya pengembalian tetap akan diupayakan. Hanya saja tidak semudah yang dibayangkan karena masih menunggu proses lelang asset Kitamart.
“Saya sebagai pengawas tidak punya wewenang untuk mencari dana lain. Yang berhak mencari dana ketua dan bendahara. Tapi kita sudah upaya lelang asset, tapi kan tidak semudah itu pula melelangnya. Jika lelang selesai kita kembalikan dananya,” jelas Abdul Gaffar lagi. (susi)