PEKANBARU (Riaulantang) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Riau trennya terus mengalami penurunan. Dinas Kesehatan Riau mencatat, hingga saat ini total kasus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes aegypti ini sebanyak 597 kasus.
Paling banyak ditemukan di Kota Pekanbaru dengan jumlah kasus DBD sebanyak 134 kasus. Sementara yang paling rendah adalah Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 1 kasus.
“Kalau kita lihat dari data yang ada, memang saat ini tren kasus DBD di Riau cenderung menurun. Puncaknya di bulan Januari itu sampai 200 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin, Rabu (14/6/2023).
Sementara pada Februari 2023 lalu, kasus DBD ditemukan ada 123 kasus, di bulan Maret ada 133 kasus, April 92 kasus. Kemudan di bulan Mei turun menjadi 50 kasus. Sedangkan untuk laporan kasus DBD bulan Juni ini baru akan dirilis pada Juli mendatang.
Sementara untuk kasus meninggal dunia dari Januari hingga Mei 2023 ditemukan sebanyak 6 kasus.
Agar kasus DBD tidak terus bertambah, Zainal mengajak kepada seluruh masyarakat agar setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik). Dan itu adalah anggota keluarga di masing – masing rumah.
“Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk. Jadi 3 M itu yang harus di giatkan,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengirimkan surat ke Dinas Kesehatan kabupaten kota. Pihaknya meminta jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan masyarakat untuk mewaspadai ancaman kasus demam berdarah di Riau. (Andi)