DURI (Riaulantang)- Kebakaran lahan di Jalan Tegar RT 3 RW 12 Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau yang sudah bisa ditangani beberapa hari lalu, Rabu pagi (25/09/19) dilaporkan kembali mengepulkan asap. Kondisi ini membuat warga khawatir munculnya titik api di lahan gambut yang sudah dipadamkan. Mereka pun melaporkan persoalan ini ke pihak Kelurahan.
Menindak lanjuti kepulan asap di lahan yang sudah dipadamkan, Lurah Pematang Pudu Fitriani Ekaputra segera berkoordinasi dengan Camat Mandau, Riki Rihardi. Riki pun bergerak cepat. Berkoordinasi dengan pihak terkait dan mendatangi lokasi karhutla itu.
“Titik api memang sudah padam, tapi asap kembali muncul. Jika tak segera didinginkan dikhawatirkan api kembali muncul,” ujar Riki yang ikut melakukan pendinginan bersama unsur TNI, Polri, Damkar dan masyarakat.
Diungkapkan Riki, hujan yang turun menguyur Duri amat disyukuri. Namun itu tak serta merta memadamkan karhutla lantaran intensitas hujan tak lebat dan hanya sesaat turun menguyur.
“Kondisi lahan gambut ini unik. Padam diatas tapi belum tentu padam di bawah. Ibarat api dalam sekam. Merambat didalam. Makanya harus dilakukan pendinginan agar titik api tak muncul lagi,’ ujar Riki yang tak hanya sekedar ikut-ikutan memadamkan api tapi juga memberi dukungan dan motivasi bagi pejuang karhutla ini.
Disampaikan Riki, apresiasi dan penghargaan setingggi-tingginya patut diberikan bagi para pejuang karhutla yang sudah bertungkus lumus memadamkan karhutla di sejumlah titik di Mandau, Pinggir Bathin Solapan dan daerah lainnya. Tanpa kenal lelah mereka menerobos ke pedalaman lahan gambut yang terbakar atau pun sengaja di bakar oleh oknum oknum tak bertanggung jawab.
“Kita apresiasi atas kinerja pejuang karhutla. Jempol untuk mereka. Mudah-mudahan dilindungi dan di beri keselamatan dala
m melaksanakan tugas mulia ini,” doa Riki.
Melihat luasnya lahan dan dampak yang dimunculkan dari Karhutla ini, Riki tak bosan-bosannya menghimbau agar warga meninggalkan kebiasaan buruk membuka lahan dengan cara pembakaran.
“Jangan sekali kali membuka lahan dengan cara membakar. Ingat ancaman pidananya,” ingat Riki.
Diujung kegiatan pendinginan bersama pejuang karhutla, Riki pun mengajak makan bersama dengan hidangan nasi bungkus seadanya (susi)