DURI (RiauLantang) – Dalam beberapa hari terakhir, warga Simpang Padang dan Babussalam Duri diresahkan dengan kehadiran induk Gajah Seruni dan Anaknya Rimba. Dua ekor gajah itu, lalu lalang ditengah perkebunan dan pemukiman. Mereka seperti kehilangan arah dan makin dekat ke perkotaan.
Sebelum kematian Gajah Dita di SM Balairaja, Gajah Seruni dan si kecil Rimba hanya menjelajahi areal seputar hutan Talang. Bukan tanpa sebab keduanya bermain disana. Hewan yang memiliki penciuman yang handal ini, menemani Gajah Dita yang dalam kondisi sakit. Kemana-mana mereka selalu bertiga. Gajah Seruni dan Rimba selalu setia menemani Gajah Dita hingga bangkainya di temukan di kawasan Balairaja.
Kini sejak kematian Gajah Dita, daya ingat jelajah Seruni kembali muncul. Jalur lama yang pernah dilewati kini dilalui lagi bersama anaknya Rimba. Namun jalur itu tak seperti dulu lagi. Pertanian dan pemukiman sudah mengisi jalur itu hingga mereka kebingungan dan hampir saja melewati Jalur Lintas Sumatera.
Kebingungan induk dan anak gajah ini membuat lahan perkebunan porak poranda. Warga pun menghalau keduanya menjauhi kawasan pemukiman dan perkebunan.
BBKSDA Riau melalui Kepala resort Duri Ahmad Fitriansyah saat di konfirmasi Riaulantang.com, Senin (27/04/2020) mengatakan setelah di halau dari Simpang Tiga Babussalam Duri, kini Gajah Seruni dan Rimba sudah masuk ke wilayah Chevron dan sudah menjauh dari permukiman warga.
“Kita saat ini memantau di area Chevron. Informasi dari Security dan warga, kalau dua ekor Gajah sudah masuk kedalam pagar Chevron. Makanya pihak kami terus menggiring dan monitor satwa yang dilindungi ini,”ujar Ahmad.
Dikatakannya, upaya menggiring Gajah tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi dengan kondisi pemukiman yang padat penduduk.
“Gajah Seruni memiliki ingatan melewati area ini, makanya mengajak Gajah Rimba. Tapi sampai di daerah ini mereka bingung, kondisinya berubah dratis. Pergi ke jalur ini di halau, ke jalur ini juga di halau. Tapi tindakan penghalauan warga sudah bagus karena menghubungi kami,”ungkapnya.
Masih menurut Ahmad, untuk warga menghalau atau mengusir Gajah jangan mengambil resiko. Menurutnya tidak bisa sembarangan main halau karena bisa menimbulkan bahaya dan kematian.
“Kalau ada Gajah masuk hubungi BBKSDA karena ini kerjaan kami. Sangat berbahaya dan tidak bisa sembarangan. Terlebih hewan ini dilindungi oleh undang-undang. Kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa fatal akibatnya, dan ada unsur pidananya. Kami apresiasi warga yang sudah menghubungi kami. Sekali lagi kalau ada hewan masuk areal warga jangan sungkan-sungkan hubungi BBKSDA Riau,”pungkasnya.(bambang)