DURI (Riaulantang) – Gajah betina diberi nama Seruni bersama bayinya yang belum genap berumur sebulan sudah menyeberang ke hutan lindung Talang sejak empat hari lewat. Kondisinya kini dalam keadaan aman. Meski begitu, pihak BBKSDA dan kru Rimba Satwa Foundation (RSF) tetap mengkhawatirkan keselamatan satwa terancam punah itu.
“Kawanan gajah berjumlah empat ekor dengan bayinya itu sudah menyeberang ke hutan lindung Talang. Diawali oleh gajah jantan bernama Getar pada Sabtu (20/1) lalu. Pada hari Minggu (21/1) disusul oleh Seruni dan bayinya serta gajah betina, Dita,” kata Direktur RSF, Zulhusni Syukri pada Riau Lantang, Kamis (24/01/18)
Diakui Husni, meski sudah menyeberang ke hutan Talang dari area hutan akasia seluas lebih kurang setengah hektare di Kelurahan Balai Raja Kecamatan Pinggir, kawanan gajah berjumlah empat ekor itu masih sering berulang-alik ke area di luar kawasan hutan Talang.
“Karena itu, pergerakannya terus kita pantau. Soalnya masih ada potensi konflik dengan warga pemilik kebun sawit maupun palawija di Balai Raja yang berada di luar hutan Talang,” lanjut Husni.
Jerat Babi Ancam Keselamatan Gajah
Tak hanya konflik dengan warga yang dikhawatirkan kru RSF maupun pihak BBKSDA selaku lembaga berkompeten. Ancaman jerat babi yang dipasang warga di area hutan Talang juga harus diwaspadai. Makanya, menurut Husni, mulai Rabu (24/1) kemarin, sejumlah personil RSF dikerahkan untuk men-sweeping jerat babi dalam kawasan hutan Talang. Untuk itu diperlukan waktu lebih kurang dua hari.
“Sudah sekitar empat bulan tak ada sweeping jerat babi di hutan itu. Pada sweeping terakhir, kami menemukan sekitar 30 jerat babi yang terbuat dari kawat sling. Itu sangat membahayakan keselamatan gajah-gajah tersebut. Kita tak mau, nasib buruk seperti pernah menimpa gajah betina Dita terulang lagi. Beberapa waktu silam, Dita terluka kena jerat lalu menderita infeksi. Untung cepat diketahui dan dioperasi sehingga nyawanya terselamatkan,” pungkas Husni.(susi)
Discussion about this post