PEKANBARU (Riaulantang) – Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk peningkatan kualitas hidup, namun sayangnya masih terdapat anak-anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka di bangku sekolah formal dikarenakan faktor ekonomi.
Menyadari bahwa banyak anak-anak muda yang putus sekolah di desa-desa sekitar operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit usaha APRIL Group menyelenggarakan program kelompok belajar (kejar) paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA) bagi masyarakat luas dan karyawan maupun kontraktor RAPP.
Program pendidikan kesetaraan ini diselenggarakan di salah satu sekolah binaan RAPP dibawah Yayasan Kerinci Citara Kasih (YKCK) yaitu SD Global Andalan di Kabupaten Pelalawan.
Program kejar paket B dan C ini merupakan salah satu upaya grup APRIL untuk mendukung pemerataan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat.
Hal ini tercantum dalam salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) pada poin ke-empat SDGs, yakni berusaha memastikan setiap orang dapat mengenyam pendidikan wajib belajar 9 tahun di 2030 nanti.
Manager Yayasan kerinci Citra Kasih ansen Yudianto mengatakan melalui program Kejar Paket tersebut siswa akan mendapatkan ijazah yang setara dengan tingkatannya. Ijazah ini bisa dipergunakan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau melamar pekerjaan.
“Perusahaan memfasilitasi pembelajaran Paket B dan Paket C untuk masyarakat atau anak putus sekolah di sekitar lingkungan perusahaan, hal ini sejalan dengan komitmen APRIL untuk mendukung pendidikan bermutu bagi semua atau kemajuan Inklusif dalam agenda APRIL 2030,” kata Jansen melalui keterangan tertulis, Kamis (4/5/2023).
Tidak hanya ijazah, peserta kejar paket juga mendapat pelajaran yang sama dengan jenjang pendidikan yang ditinggalkan. Selain itu peserta didik tidak dikenakan biaya, RAPP bahkan menyediakan fasilitas berupa mess bagi peserta didik.
Untuk memperkaya pengalaman peserta didik, RAPP juga memberikan kesempatan magang di operasional RAPP. Sejak tahun 2015, program kejar Paket B dan C yang dilaksanakan oleh RAPP telah berhasil menamatkan 9 angkatan.
Alumninya telah tersebar bekerja dan ada yang melanjutkan pendidikan di berbagai tempat termasuk bekerja di lingkungan operasional RAPP.
Sejumlah alumni menceritakan pengalamannya kepada redaksi (nama media). Semangat mereka menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Banyak jalan meraih pendidikan salah satunya dengan mengikuti program kejar paket B dan C.
Tarifman Laia (24 tahun) saat ini menikmati pekerjaanya sebagai mandor di estate Teso Timur. Ia tidak menyangka bisa meraih mimpinya bekerja di PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Pemuda asal desa Lalang Kabung, Pelalawan, Riau ini masih ingat betul perjuangannya dalam menyelesaikan pendidikannya.
Sebagai anak ke-7 dari 9 bersaudara, Tarifman melihat upaya kedua orang tuanya untuk menghidupi keluarga mereka. Ketiadaan biaya untuk bersekolah membuat Tarifman sempat menggantung cita-cita dan pendidikannya.
Hingga suatu hari mantan gurunya di SD Global Andalan, Jepri Wahyudi menyemangati Tarifman agar tidak berputus asa. Sang guru memberitahukan bahwa sekolah Global Andalan menyelenggarakan program kejar paket B dan C.
Semangat Tarifman bangkit kembali, ia segera mendaftarkan diri belajar di kejar paket B dan C. Dengan ketekunan dan semangat tinggi ia berhasil mendapatkan ijazah paket C setara SMA pada tahun 2020. Kemudian tahun 2021, berbekal ijazah SMA dari paket C, Tarifman mencoba melamar sebagai mandor di RAPP.
Ia pun mengikuti serangkaian proses perekrutan dan harus mengikuti ujian masuk karyawan dan bersaing dengan pelamar kerja lainnya. Setelah menunggu beberapa lama, Tarifman mendapat kabar bahwa ia lulus dan diterima bekerja sebagai mandor.
Anak dari pasangan Noeli dan Ramilia ini tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya dan langsung mengabari kedua orangtuanya yang saat itu sedang bekerja sebagao pekerja harian di sebuah perusahaan.
“Saya berterima kasih guru saya, Pak Jepri Wahyudi, yang terus memotivasi saya agar tidak menyerah saat itu walaupun semua pintu seperti tertutup, saya terus berjuang menembus batas, saya masih punya cita-cita berkuliah,” ungkapnya.(Tri)