BENGKALIS (Riaulantang)- Salut dan terkejut, itu yang dirasakan oleh Lily, saat seorang pengemis yang biasa datang ke rumahnya meminta sedekah, menanyakan dimana ia bisa mendapatkan vaksin. Tak terpikir sama sekali oleh Lily jika si ibu pengemis yang sudah berumur itu, ditengah kesusahan mencari makan dengan meminta-minta dari rumah ke rumah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ternyata masih memikirkan vaksin untuk dirinya.
“Tak seperti biasanya, begitu dia ucap salam saat meminta sedekah, dia langsung tanya sama saya, dimana bisa vaksin. Saya terkejutlah, sejauh itukah pikirannya tentang manfaat vaksin, sehingga sampai bertanya kepada saya dimana bisa vaksin. Benar-benar luar biasa. Saya semula mengira, bagi si ibu pengemis itu tak berpikir lagi untuk dapat vaksinasi, disamping kesehariannya berkutat dengan pikiran mencari nafkah dengan datang dari ke rumah meminta sedekah, dan melihat usianya yang sudah tidak muda lagi. Tapi ternyata vaksin covid 19 masih ada dalam pikirannya,”ujar Lily.
Kondisi saat ini di kabupaten Bengkalis propinsi Riau, proses vaksinasi covid 19, memang menjadi incaran bagi masyarakat. Setiap ada pelaksanaan vaksinasi, masyarakat akan berjubel datang untuk mendapatkan vaksinasi. Jika boleh diibaratkan vaksin covid 19 seumpama bantuan sosial (Bansos) yang sangat diburu oleh masyarakat. Bedanya Bansos diburu oleh kalangan yang kurang mampu, namun vaksin covid 19 diburu oleh semua kalangan.
Bahkan untuk mendapatkan nomor antrian sebagai peserta vaksinasi, terkadang juga penuh perjuangan, karena berebut satu sama lainnya. Sangat jarang terdengar lagi cerita ada yang tak mau divaksin karena khawatir efek samping atau issu yang menyesatkan lainnya. Yang ada, masyarakat selalu bertanya kapan dandimana lagi ada dilaksanakan vaksinasi.
Ada dua kemungkinan tingginya antusias masyarakat khususnya masyarakat kabupaten Bengkalis propinsi Riau untuk mendapatkan vaksinasi Covid 19. Pertama mungkin karena kesadaran akan pentingnya vaksinasi untuk mencegah dan membentengi diri terpapar virus Covid 19. Atau bisa jadi yang kedua, sekedar untuk mendapatkan sertifikat vaksinasi yang saat ini dibutuhkan untuk berbagai urusan. Karena sebagian institusi pemerintah maupun swasta ‘mengikat’ seseorang dengan sertfikat vaksin untuk berbagai urusan ataupun bepergian.
Seperti yang terjadi dua hari lalu di RSUD Bengkalis, seorang tenaga medis mencegat keluarga pasien yang hendak masuk ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mengantarkan keluarganya yang sedang sakit. Kepada keluarga pasien tenaga medis itu menanyakan apa sudah divaksin. Kalau sudah vaksin,ia minta keluarga pasien tersebut untuk menempelkan handphonenya sudah ada barkot vaksin pada barkot yang ada didinding RSUD itu.”Ibuk boleh masuk karena sudah vaksin,”katanya.
Tak lama berselang, datang lagi pasien lain yang juga didampingi keluarganya. Saat tenaga medis yang sama menanyakan apakah keluarga pasien tersebut sudah vaksin dan dijawab belum, si tenaga medis sedikit emosi. Karena menurutnya pemerintah sudah melaksanakan vaksinasi di berbagai tempat hingga pelosok dan masyarakat malah berebut untuk mendapatkan vaksinasi.
“Kok belum juga vaksin, orang berebut untuk mendapatkan vaksin, kamu malah tak mau. Maaf ya, tak boleh masuk, karena ini peraturan dari pemerintah, hanya yang sudah vaksin saja yang bisa masuk , kecuali pasien,” ujar tenaga medis tersebut.
Tingginya antusias masyarakat untuk mendapatkan vaksin, membuat pemerintah kabupaten Bengkalis membuka membuka layanan vaksin centeri di salah satu pusat perbelanjaan di Duri Kecamatan Mandau kabupaten Bengkalis. Keinginan ini sudah ada diazamkan oleh Bupati Bengkalis Kasmarni, dan akhirnya pada Ahad (28/11) dapat terwujud.
Masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin bisa mendatangi vaksin center di lantai 2 mall tersebut. (Evi)