BENGKALIS (Riaulantang) — Akademi Komunitas Negeri (AKN) Bengkalis mengelar Coffee Morning dengan jajaran pengurus PWI Bengkalis di restoran Hotel Berlian, Jumat (21/12/2018).
Coffe morning yang dihadiri langsung oleh Direktur AKN Bengkalis Alfansuri, ST. M.Sc bersama sejumlah dosen pengajar di AKN Bengkalis mendapat sambutan hangat dari pengurus PWI yang baru saja dilantik Senin 17 Desember 2018 lalu. Ketua PWI Bengkalis Alfirnardo diwakili Wakil Ketua M. Fiza dan sejumlah pengurus hadir di kesempatan itu.
Disela-sela coffee morning, Alfansuri menyampaikan unek-uneknya terkait kondisi terakhir AKN Bengkalis. Terbitnya Permen Riset Teknologi dan Dikti RI Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pembukaan, Perubahan dan Penutupan Program Studi di Luar Kampus Utamw (PSDKU) Perguruan Tinggi (PT) membuat pihaknya dilanda kegalauan.
Pasalnya sesuai dengan Permen Risetdikti itu pada tahun 2018, Akademi Komunitas di seluruh Indonesia diarahkan ke swasta.
“Kondisi AKN Bengkalis dengan keluarnya Permen risetdikti ini menjadi salah satu kegalauan dan dilema. Pasalnya AKN harus diswastakan, atau dibentuk PSDKU (Program Studi Diluar Kampus Utama),”kata Alfansuri.
Dikatakannya, AKN Bengkalis sudah membahas persoalan ini beberapa kali di gedung DPRD. Sebagian besar ada keinginan diswastakan. Tapi setelah dianalisa secara menyeluruh, swastanisasi itu berat untuk di Pulau Bengkalis, karena Pulau Bengkalis telah memiliki dua PT Negeri dengan jumlah 40 program studi. Tiga program studi berada di AKN Bengkalis.
“Jika mengarah ke swasta, kita juga kuatir bantuan baik APBN dan APBD yang sudah menjadi aset-aset besar menjadi Barang Milik Negara (BMN). Ini pengelolaannya terasa berat, karena hanya bisa pinjam pakai saja. Kegalauan ini tidak hanya kita yang merasakan, hampir semua Akademi Komunitas yang belum berbentuk Satker di Indonesia mengalami nasib yang sama. Dua solusi yang diberikan pemerintah pusat, mau swasta atau tetap negeri namun dibawah PSDKU,”terangnya.
Diungkapkannya pihak pengelola AKN harus mengambil opsi. Pertama jadi PSDKU dari Poltek Bengkalis dan kedua tetap Akademi Komunitas tapi jadi swasta tetap di Bengkalis.
“Opsi PSDKU keberadaan kampus AKN tidak boleh satu kota dengan kampus induknya (Polbeng). Jadi diwacanakan pindah ke Duri. Hal ini sudah kita bicarakan dengan bupati Bengkalis Amril mukminin dan beliau setuju. Kita sudah jejaki bekas terminal AKAP desa Petani yang sudah 10 tahun tidak pernah di gunakan,”terang Alfansuri.
Pihaknya pun menyampaikan keuntungan PSDKU terutama bagi civitas akademika AKN Bengkalis. 18 dosen tetap dan sebahagian lagi mengambil S2 di beberapa PT Negeri dan 9 instruktur semua alumni Polbeng masih tetap bisa mengabdi.
Alfansuri pun berharap dan cendrung AKN ambil opsi jadi PSDKU karena kota duri merupakan kota terbesar ke dua se Riau dan jumlah penduduk terbesar di kabupaten bengkalis.
“Kita harus tangkap peluang ke depan dengan muncul kan prodi (Program studi) unggulan. Prodi teknik pengelasan, power plant, K3 dan Akutansi. Disini adanya industri mesin, perkebunan sawit yang besar-besar apa lagi Blok Rokan yang sudah milik NKRI,” ungkapnya.
Tak Terima Mahasiswa Baru lagi
Dari penyampaian Alfansuri tahun 2019 AKN Bengkalis tidak akan menerima mahasiswa baru lagi.
“Kita fokus mahasiswa yang ada dan tahun 2020 semua akan lulus (ada 220 mahasiswa). Kita akan menyurati permenristekdikti opsi apa yang kita ambil untuk AKN Bengkalis ini,”papar Alfansuri.(dwi)